Rocky Gerung: Lebih Beradab Jika Jokowi Akui Salah dan Bayar Denda

eramuslim.com – Pengamat Politik Rocky Gerung ikut mengomentari kerumunan masyarakat di Maumere Nusa Tetanggara Timur (NTT) yang menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kerjanya, Selasa (23/2) lalu.

Rocky menilai, kerumunan itu dramatis. Sebab, Jokowi terlihat melempar bingkisan ke arah kerumunan. Sehingga, cara itu memancing kerumunan lebih banyak yang mengadang mobil Presiden. Sementara saat ini, pemerintah sendiri tengah melarang keras adanya kerumunan untuk mencegah penularan covid-19.

“Jadi betul-betul peristiwa itu, peristiwa yang dramatis, karena ada kerumunan di situ, lalu si aktor keluar dari sanruf di atas mobil, lalu mulai lempar-lempar hadiah itu. Jadi sebetulnya terlihat bahwa itu dramatis sekali itu. Tapi akibatnya tragis karena di era pandemi,” ujar Rocky Gerung dilansir Chanel YouTubenya, Kamis (25/2).

Rocky sendiri telah melihat video tersebut yang kini tengah viral. Dia menilai, presiden Jokowi  sendiri yang memancing kerumunan dengan cara melempar bingkisan.

“Kalau saya lihat video itu, itu artinya presiden memancing kerumunan dengan melempar-lempat nendar dari dalam mobil yang isebut hadiah. Kan itu minta rakyat berkumpul, nih gue punya hadiah,” kata Rocky.

Sebut Jokowi kuper, Rocky Gerung: Teman dekat dia tinggal influencer

Lebih lanjut, dia mengatakan, masyarakat sat ini tengah membandingkan kerumunan yang dibuat Jokowi dengan kerumunan Habib Rizieq Shihab. Dia menilai, keduanya punya kesamaan. Sehingga sanksi harus ditegakan, sebab semua orang sama di mata hukum.

“Kan prinsip hukum, mustinya semua orang sama di mata hukum, tapi ini yang terjadi kedunguan di depan hukum. Karena orang bandingkan langsung dengan Habib Rizieq yang juga dituduh melakukan kerumunan tapi kemudian dihukum,” ujar Rocky.

Dosen ilmu filsafat ini mengatakan bahwa seharusnya Presiden Jokowi  mengaku salah telah memicu kerumunan. Sehingga menurut Recky Gerung, lebih beradab  apabila Jokowi mengikuti sanksi berupa pembayaran denda Rp50 juta.

“Nah Presiden bisa saja bilang, tanpa perlu Istana kasih apologi dulu, bahwa; oke saya berbuat kesalahan, karena itu saya akan membayar denda Rp50 juta. Kan itu sebetulnya lebih beradap supaya kontroversi berhenti itu,” ucap Rocky Gerung . (Fajar)