Rocky Gerung: Musim Banjir Jakarta Cebong Hidup Lagi

Rocky Gerung pun lantas mengaitkan negara yang berprinsip gotong royong dengan serangan yang diperoleh Anies saat banjir Jakarta.

“Kalau dibilang bangsa ini gotong royong, gotong royong untuk membully gubernur kan,” jelasnya.

Rocky Gerung menilai, adanya musibah banjir tersebut membuat sebagian orang balas dendam.

Balas dendam yang dimaksud Rocky Gerung adalah saat Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjabat Gubernur DKI Jakarta, ia juga pernah dibully untuk masalah yang sama.

“Jadi membalas dendam pun itu buruk sebetulnya kan,” ujarnya.

Rocky Gerung pun menyebut, ada dimensi politik untuk melecehkan legitimasi dari Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

“Jadi tetap dimensi politik untuk melecehkan legitimasi gubernur itu tinggi sekali di pihak pengikut istana sebetulnya,” terang Rocky.

Rocky Gerung menilai, dengan kejadian banjir yang melanda Jakarta justru terlihat bangsa ini tengah terbelah.

Hal tersebut lantaran, banyak pihak-pihak yang justru saling menyalahkan terkait banjir Jakarta.

Terkait hal ini, Rocky Gerung menjelaskan, antropologi bangsa ini sebenarnya bukan gotong royong.

Melainkan menyimpan dendam dan bahkan mengakumulasi dendam.

“Jadi seolah-olah nunggu kapan Anies salah langkah tuh.”

“Kalau dia nggak bikin salah langkah, taruh lumpur di depannya supaya dia kepleset secara politik,” jelas Rocky.

Rocky Gerung menjelaskan, sebetulnya bangsa ini dididik dalam sebuah istilah yang disebut local wisdom.

“Tapi kemudian variabel local wisdom itu tidak muncul karena diintervensi sangat jauh.”

“Semacam politik to be or not to be atau semacam Jokowi atau bukan Jokowi, jadi itu soalnya kan,” tutur Rocky Gerung.

Sehingga, Rocky Gerung menuturkan, pemerintah seharusnya membuat persiapan agar publik bisa membaca arah politik ke depan.

“Bahwa Jokowi punya kandidat atau dari partai mana untuk diajukan,” ujar Rocky Gerung.

“Tapi karena tidak ada maka orang ingin batalkan lawan potensialnya, yaitu Anies,” tandasnya.[ljc]