Roy Suryo Bongkar ‘Bukti Tidak Otentik’ Ijazah Jokowi, Kenapa Polisi Takut Buka Aslinya?

Eramuslim.com – Polda Metro Jaya akhirnya angkat bicara soal penarikan lima laporan terkait tuduhan ijazah palsu Presiden Joko Widodo dari berbagai Polres. Kini, semua laporan tersebut dikonsolidasikan dan ditangani oleh Subdirektorat Keamanan Negara Polda Metro. Demi efisiensi penyelidikan. “Yaitu terkait dengan penghasutan, sebagaimana diatur di Pasal 160 KUHP dan juga penyampaian atau penyebaran berita bohong sebagaimana diatur di Pasal 28 Undang-Undang ITE,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi dikutip dari Media Indonesia, Kamis, 12 Juni 2025.

“Total ada lima laporan. Satu ditangani Kamneg, empat lainnya berasal dari Polres termasuk Jakarta Selatan,” ujar Kombes Ade Ary Syam Indradi.

Namun langkah ini menimbulkan tanda tanya. Ade Darmawan, Sekjen Peradi Bersatu sekaligus saksi mempertanyakan alasan Polda Metro Jaya mengambil alih proses penanganan perkara ini. Menurutnya, proses di Polres Metro Jakarta Selatan sudah cukup bagus. “Jadi mungkin efisiensi pemeriksaan atau apa, kami belum dapat konfirmasi hari ini. Makanya saya juga mau menanyakan kepada Polda Metro bahwa ini ditarik untuk apa,” ujarnya.

“Saya sangat menyayangkan, kenapa sebesar nama Puslabfor Mabes Polri lagi, Republik Indonesia, itu hasilnya hanya naratif. Tidak ada bukti fisik apapun yang dilakukan ataupun hasil analisis yang berupa hasil teknis, ini hasil Puslabfor Mabes Polri, hasilnya kok abal-abal kayak gitu,” kata Roy Suryo.

Roy Suryo menyoroti kejanggalan pada penulisan tanggal di koran yang dijadikan alat bukti oleh Bareskrim. Ia menjelaskan bahwa koran Kedaulatan Rakyat, yang terbit sejak 1945, adalah media yang sangat dikenal dan banyak dibaca oleh warga Yogyakarta. Sebagai seseorang yang besar di Yogyakarta, Roy mengaku akrab dengan gaya khas koran tersebut, termasuk penggunaan dua sistem penanggalan: Masehi dan Jawa. Salah satu contohnya adalah penggunaan kata “Poso” untuk menyebut bulan puasa dalam bahasa Jawa. “Tapi di koran itu tertulis ‘Puasa’, bukan ‘Poso’,” ujar Roy, mengutip siaran YouTube Garuda TV pada Rabu, 11 Juni 2025.

“Enggak mungkin (typing error), tidak mungkin, itu kecil sekali. Satu-satunya kemungkinan, ini reproduksi atau dibuat baru,” kata Roy.

“Jadi, saya tuh sangat menyesalkan, kalau katanya ini bukti otentik diangkat oleh Mabes Polri, kenapa Mabes Polri mau terima bukti kayak gini ?, ini bukti yang tidak benar, ini bukti yang tidak otentik,” sambung Roy.

KemudianPenasihat Kapolri Irjen Pol (Purn) Aryanto Sutadi bertanya ke Roy Suryo sambil nunjuk-nunjuk. “Tadi kan katanya kelau membandingkan ijazah, tiga itu identik semua. Tetapi dengan ijazah Jokowi tidak identik. Saya tanya, pernahkan Pak Suryo memegang ijazah Jokowi yang asli itu yang dibandingkan dengan yang tiga identik itu ?. Jawab !,” tanya Aryanto.

Roy merespons pertanyaan itu dengan menyebut bahwa tiga ijazah pembanding yang identik itu tidak dibuka oleh Mabes Polri. Roy menceritakan bahwa kejanggalan soal ijazah Jokowi itu dia yakini berdasarkan hasil riset yang dia lakukan yang dia klaim sudah clear.

“Saya tanya ya, kalau hasil risetnya clear, pernahkan Pak Roy memegang yang satu ini ijazah Pak Jokowi ?,” tanya Aryanto.

“Bareskrim aja gak berani nampilin yang asli pak,” jawab Roy.

“Ah itu kan gak bener tuh, itu membohongi rakyat pak,” timpal Aryanto.

“Membohongi itu LHKPN tadi pak, kalau ini enggak pak,” timpal Roy lagi sambil menyindir Aryanto soal isu lain.

Sumber: TribunPalu.com dan MetroTVNews

Beri Komentar