Rupiah akan Sentuh 14.800 per Dolar AS, MS Kaban: Kalau tak Sanggup, “Lempar Skop”!

Eramuslim.com – Jum’at (29/06) pagi kemarin, nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) akhirnya menyentuh level Rp 14.410. diprediksikan, nilai rupiah akan menyentuh level Rp14.800 per dolar AS seperti akhir September 2015.

Mantan Menteri Kehutanan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, MS Kaban, mengingatkan agar pemerintah tidak menyatakan tidak ada masalah terkait nilai rupiah terhadap dolar AS.

“Rupiah nelongso anjlok jlok seperti anak hanyut cuma dilempar tali atau pelampug sambil teriak cari alasan kenapa anak hanyut dan nyari alasan ke negara lain. Gak berdaya tapi masih bilang gak ada masalah. Kalau gak sanggup ya ‘lempar skop’,” tegas MS Kaban di akun Twitter @hmskaban.

Ketua Dewan Syuro Partai Bulan Bintang (PBB) ini membandingkan kebijakan BJ Habibie di masa lampau yang dalam tempo singkat membuat Rupiah kembali menjadi perkasa.

“Doa kemuliaan semoga diberikan pada Pak BJ Habibie saat rupiah anjlok nelongso diatas 16.000 membuat policy yang runtut dan mampu meyakinkan rakyat dan internasional dalam tempo singkat rupiah perkasa Rp 7800/US, policy fiscal moneter untuk mengappresiasi rupiah saat ini seperti silat tanpa jurus,” tulis @hmskaban.

Diberitakan sebelumnya, pengamat ekonomi Lana Soelistianingsih mengatakan, pelemahan nilai tukar mayoritas mata uang dunia saat ini adalah sesuatu yang serius. Parahnya lagi, kata Lana, belum ada kemungkinan kapan tren pelemahan ini akan mereda.

Seperti dikutip okezone (29/06), Lana memperkirakan nilai Rupiah akan berada di level terendah yakni Rp14.800 per dolar AS seperti pada akhir September 2015 silam.

Kondisi nilai tukar rupiah itu dikhawatirkan pelaku industri makanan dan minuman, mengingat bahan baku masih impor.

Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman mengungkapkan, pelaku Industri makanan-minuman (mamin) sedang mempertimbangkan menaikkan harga produk pangan olahan hingga 6%.

“(Kenaikan harga produk pangan olahan) perkiraan saya sekitar 3-6%. (Kenaikan itu dampaknya) cukup lumayan untuk makanan-minuman,” kata Adhi seperti dikutip detik.com (29/06).(kl/itoday)