Samad: Jangan Bicara HAM dengan Koruptor Sebab Saat Korupsi Mereka Tak Mikir HAM

Eramuslim.com – Mantan Ketua KPK yang na­manya muncul sebagai salah satu kandidat calon wakil Presiden di 2019, Abraham Samad, bersuara keras tentang OTT di Lapas Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat.

Menurut Samad, penjagaan terhadap narapidana Koruptor sudah semestinya sekuat penjagaan narapidana kasus terorisme dan narkoba.

Berikut wawancara lengkap­nya dengan Rakyat Merdeka, kemarin.

Bagaimana menurut anda peristiwa OTT di Lapas Sukamiskin oleh KPK? 

Oh, menurut saya itu bukan peristiwa tapi itu adalah tragedi, tragedi bagi perjuangan mela­wan korupsi.

Maksud Anda? 

Lapas adalah tempat bagi narapidana menjalani dan meng­habiskan masa penahanannya karena vonis hukumannya sudah berkekuatan hukum tetap atau inkrach. Keberadaan Lapas men­jadi tanggung jawab Negara da­lam hal ini Kementerian Hukum dan HAM.

Ketika negara kecolongan, ada korupsi di Lapas maka ini tragedi besar. Negara kalah 2 kali. Kekalahan pertama adalah saat koruptor melakukan tindak korupsi sebelum tertangkap dan kekalahan kedua adalah saat menjalani hukuman, si koruptor diduga masih tetap bisa melakukan korupsi den­gan jalan menyuap pihak Lapas untuk mendapatkan keistimewaan dan keleluasaan. Ini kalah 2-0!

Mengapa korupsi bisa ter­jadi di Sukamiskin? 

Begini, Sukamiskin ini kan memang Lapasnya koruptor-koruptor besar. Jadi memang dibutuhkan petugas-petugas ber­integras tinggi yang jaga di sana, tidak bisa ditempatkan petugas yang lemah integritasnya.

Apa solusi anda? 

Minimal ada 2 solusi yang saya tawarkan. Pertama, tingkatkan level penjagaan setara dengan narapidana kasus terorisme dan narkoba. Para napi korupsiini berbahaya bila sampai dibiarkan leluasa apalagi lolos dari pengawasan dan penjagaan Lapas.