Sandiaga Santai Respon Pidato Berapi-Api Jokowi

“Karena saya memiliki basic pengalaman di kota, basic di provinsi, waktu masuk lingkup pengelolaan negara, saya biasa-biasa saja karena memiliki pengalaman. Itulah yang dinamakan begitu pentingnya pengalaman dalam pemerintahan,” ujar Jokowi.

“Di kota, saya perlu 1,5 sampai 2 tahun untuk belajar, apalagi belum punya pengalaman langsung mengelola negara. Butuh waktu berapa tahun, pertanyaan saya?” tanya dia.

Dalam acara itu, Jokowi juga menegaskan dia tak ingin Indonesia bubar dan punah. Dengan tegas, Jokowi tak ingin ada WNI yang mengatakan Indoonesia akan bubar dan punah.

“Kita harus optimis, kita harus optimis, kita harus optimis, jangan sampai ada pesimisme di antara kita. Jangan sampai ada yang bilang Indonesia bubar, nggak ada! Jangan sampai ada yang bilang Indonesia punah, tidak ada! Tidak ada, tidak ada, saya katakan tidak ada,” ujar Jokowi.

Selain itu, Capres nomor urut 01 itu juga jengkel terhadap narasi-narasi yang justru membangun pesimisme. Jokowi menekankan semua pihak untuk membangun optimisme, dan mau bersama-sama menghadapi hambatan.

“Kita harus optimis, kita harus optimis, kita harus optimis. Saya kadang jengkel dan marah untuk hal-hal seperti itu. Bagaimana negara sebesar Indonesia ini, kita tidak bangun optimisme, kita tidak bangun optimisme, kita tidak bangun optimisme?” ujar Jokowi.

Jokowi juga menyampaikan sejumlah topik dengan berapi-api. Dia begitu semangat saat menepis tudingan yang menyebut dia antek asing.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan pemerintah saat ini sudah bekerja prorakyat. Buktinya, pemerintah berhasil mengambil alih Blok Mahakam dan merebut 51% saham PT Freeport Indonesia.

“Presiden Jokowi isu-isunya banyak di bawah. Mungkin di sini tidak ada, tetapi Presiden Jokowi diisukan antek asing, antek asing, antek asing. Saya ingin menyampaikan, yang namanya Blok Mahakam 100 persen dikelola Pertamina yang sebelumnya dikelola Jepang dan Prancis,” tegas Jokowi.

Terkait pidato Jokowi, cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno mengaku heran terhadap pernyataan itu. Ia mempertanyakan isi pidato tersebut yang seolah-olah tak boleh mencalonkan diri jika belum memiliki pengalaman pemerintahan.

“Biar masyarakat yang menilai. Akan sangat aneh kalau ada pernyataan tidak boleh mencalonkan diri kalau belum memimpin negara, berarti hanya presiden sebelumnya. Sementara Pak SBY sudah memimpin dua kali,” ujar Sandiaga di Lokbin Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Minggu (13/1).