Sebut Nabi Dekil dan Ingusan, Buya Yahya Ingatkan Muwafiq Hati-hati Kalau Bicara

“Waspada, jangan sampai kita masuk wilayah merendahkan. Baik sengaja maupun tidak sengaja, tetap salah. Kalau kita punya kalimat yang merendahkan Nabi dengan sengaja, maka kita keluar dari iman. Kalau tidak sengaja, ceroboh kita. Maka tetap harus waspada. Hati-hati kalau kita bicara tentang sifat Nabi,” ujar Buya Yahya.

Pengasuh pondok pesantren Al-Bahjah ini menegaskan, jika dia umat Islam, maka orang itu tidak akan merendahkan Nabi dengan alasan apa pun. Bahkan di dalam pikiran pun, umat Islam tidak boleh merendahkan Nabi Muhammad.

“Kalau anda perindu dan pecinta Nabi, dan membaca sejarah, enggak akan berani anda ngomong yang tidak pantas untuk Nabi. Enggak mungkin. Masa kecil Nabi berbeda dengan orang lain. Nabi dengan keistimewaannya. Bagaimana saat berjalan dipayungi oleh mendung dan seterusnya,” kata Buya.

Masa kecil Nabi Muhammad hingga diangkat menjadi seorang Nabi, sangat istimewa. Keistimewaan ini yang tidak dimiliki oleh manusia biasa. Nabi Muhammad adalah manusia sempurna.

“Mengagumkan Baginda Nabi. Kalau anda baca sejarah Nabi, akan tahu semuanya. Bagaimana masa kecil Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Jangan sampai ada orang yang mensifati masa kecil Nabi dengan sifat-sifat yang tidak pantas. Itu kan sifatku dan sifatmu. Ya mungkin kita kotor dan sebagainya. Tapi kalau Nabi, tidak bisa,” tuturnya.

“Kalau di hatimu ada kekaguman dan cinta pada Nabi, enggak akan bisa anda menyamakan Nabi dengan diri anda. Enggak bisa. Apa pun bentuknya. Karena itu Nabi Muhammad. Enggak bakal bisa. Ini yang pertama. Nabi Muhammad dengan segala keistimewaannya, dijaga oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala,” tegasnya.

Simak penjelasan Buya Yahya selengkapnya di video ini,