Seperti Anak Kecil, DPRD Jabar Ngotot Minta Fortuner, Dalih Macam-Macam

dprd jabarEramuslim.com – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Barat ngotot ingin mengganti mobil dinas lama mereka, dengan Toyota Fortuner. Sebelumnya para legislator itu menggunakan Toyota Rush. Namun mereka menganggap mobil tersebut sudah tak layak pakai lantaran bekas digunakan oleh pejabat periode sebelumnya.

Para anggota DPRD itu ingin fasilitas yang didapatkannya setara dengan pejabat eselon II di eksekutif. Mereka pun mengajukan permintaan seratus unit mobil berkapasitas mesin besar itu, dengan kisaran anggaran mencapai Rp 50 miliar.

“Kami minta sejajar dengan pejabat eselon II. Ini sudah rutinitas kami di lapangan, sehingga harus menunjang. Kan kalau Dapil di perkotaan sedan juga enggak masalah. Kami memang minta untuk lapangan, kita lihat saja Garut besarnya kaya apa, mobilitasnya tinggi,” kata Ketua Komisi I DPRD Jabar, Syahrir.

Namun agaknya ini cuma dalih, dikiranya rakyat tidak tahu kali, karena jalan di Garut itu sempit-sempit. Ke Puncak Darajat misalnya, atau ke pusat pemandian air panas, jalannya sempit. Karakteristik jalan di Garut kebanyakan kecil dan sempit, sehingga kini saja hampir setiap hari ada kemacetan. Kenapa pula anggota dewan ingin Fortuner yang besar? Kalau untuk jalanan sempit yang paling pas memang motor, bukan Fortuner. Mobil seperti Fortuner itu cuma pas untuk diajak blusukan ke wilayah perkebunan yang luas seperti halnya di Sumatera atau Kalimantan yang jalannya rusak dan tidak macet.

Menurutnya, mobil dinas yang lama kerap dikeluhkan para anggota dewan, karena kemampuannya yang tidak maksimal jika harus dibawa perjalanan jauh. Apalagi jika harus melintas jalan bebatuan seperti lintas Jabar Selatan. Nah, kalau dalih seperti ini maka mobil sejenis Avanza atau Xenia saja sudah cukup, karena lincah dan kuat, mengapa pula harus Fortuner?.

“Mobilnya ada yang mogok, bahkan harus ganti. Jadi memang perlu peremajaan, jadi percaya saja ini untuk meningkatkan kinerja kami,” ujarnya. Mobil mogok itu karena perawatannya tidak benar, karena malas atau buta soal perawatan mobil, bukan lantas harus beli mobil baru lagi, emang duit nenek moyangnya apa? (ts)