Eramuslim.com – Lima hari menjelang batas akhir pendaftaran calon Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), antusiasme masih minim. Hingga kini, hanya satu nama yang resmi mendaftar, yaitu Ronald A. Sinaga, Wakil Ketua DPW PSI Jawa Barat, yang datang ke DPP PSI dengan dukungan dari enam DPW dan 36 DPD—lebih dari cukup untuk lolos sebagai calon.
Padahal, pendaftaran sudah dibuka sejak 13 Mei 2025 dan semula akan ditutup 18 Juni, sebelum akhirnya diperpanjang hingga 23 Juni. Wakil Ketum PSI Andy Budiman menyambut baik pendaftaran Ronald, namun enggan berkomentar soal calon lainnya. Ia hanya menyebut akan memberi kabar lebih lanjut nanti.
Ronald sendiri menyatakan bahwa keputusannya maju didorong oleh dukungan dari komunitas dan pengikutnya di media sosial. Ia menekankan bahwa yang terpenting adalah membesarkan PSI, bukan siapa lawannya nanti.
Namun, minimnya jumlah pendaftar diduga terkait dengan rumor keterlibatan Presiden Joko Widodo dalam pemilihan internal PSI. Andy Budiman bahkan sempat menyatakan harapannya agar Jokowi bersedia memimpin partai dan menyebut PSI sebagai “rumah” Jokowi yang siap memperjuangkan visinya.
Jokowi, di sisi lain, memberikan respons bercanda ketika ditanya soal kemungkinan maju: “Masih dihitung-hitung. Jangan sampai kalau saya ikut malah kalah.”
Pengamat politik Yunarto Wijaya dari Charta Politika menilai PSI terlalu memuja Jokowi hingga membuat kontestasi internal partai tak menarik lagi. Ia menyebut proses Pemilu Raya PSI kini hanya sebatas formalitas politik. Kader yang lain, menurutnya, enggan maju karena sudah menduga akhir ceritanya jika Jokowi atau keluarganya ikut bertarung.
Yunarto juga menyebut perubahan wajah PSI, dari partai anak muda progresif menjadi partai yang terlalu terasosiasi dengan satu tokoh, membuat identitas ideologis PSI semakin kabur. Ia mengingatkan agar PSI jujur atas perubahan arah ini, agar tidak menyesatkan publik dengan label “progresif” yang kini mulai tidak sesuai realitas.
Sumber: Kompas