Sertifikasi Halal dan 5 Point Penting di Dalamnya

“Ini sama seperti Anda lulus kuliah karena sudah memenuhi standar. Artinya, barang itu harus diuji melalui proses yang didalamnya ada kejujuran, integritas, dan komitmen yang membentuk mental,” katanya.

Sukoso melanjutkan diluar masalah logo, pentingnya sertifikasi halal mulai dari proses hingga standar akan menimbulkan kepercayaan kepada konsumen yang lebih besar. Sehingga image sebuah produk pada akhirnya terbentuk yakni sehat, aman, dan bergizi.

2. Studi halal justru berawal dari kampus umum bukan kampus Islam

Pusat studi halal di kampus Universitas Brawijaya, Malang, menjadi pionir akan kesadaran pengujian makanan halal pertama kali di Indonesia. Bermula dari riset yang dilakukan guru besar Unibraw Prof. Dr. Dwi Susanto tentang isu lemak babi yang merebak sekitar tahun 1988.

“Setahun lalu saat saya sampaikan standar halal tentang foodcourt halal kami, kampus lain bertanya kok bisa?” katanya.

Dia mengaku pernah juga membicarakan isu halal ini ke rektor Unibraw. Sukoso menjelaskan tugas kampus bukan hanya memberikan pendidikan ke mahasiswa tetpai juga harus dapat memberi pemahaman ke mahasiswa akan pentingnya mengonsumsi makanan halal sehingga tubuh menjadi sehat dan rezeki pun menjadi berkah. Dia sekali lagi mengingatkan jika kajian halal merupakan kajian akademik, dan isu halal bukan isu eksklusif umat Islam semata.

3. Sektor farmasi dan kesehatan juga perlu sertifikasi halal

Industri farmasi pernah mengungkapkan belum siap menerapkan kewajiban sertifikat halal padahal dunia sudah menerima nilai-nilai Islam. Terhadap hal ini Sukoso menjabarkan bahwa hal tersebut bisa dimulai kembali dari lingkungan kampus yakni seperti fakutas farmasi, pangan, biologi, kesehatan masyarakat, hingga kedokteran.