Din: Sikap Ancam-Mengancam Ganggu Kerukunan Bangsa

Eramuslim – Mantan ketua Majelis Ulama Indonesia, Prof. Din Syamsuddin mengatakan seyogyanya tidak ada ancam-mengancam dalam kehidupan berbangsa. Tokoh Muhammadiyah ini meminta untuk bekerja sesuai posisi masing-masing.

“Sikap ancam-mengancam adalah ekspresi otot yang sangat potensial mengganggu kerukunan bangsa, apalagi kalau masing-masing saling membuka aib dan kesalahan,” ujar Din yang kini menjabat sebagai utusan khusus Presiden untuk dialog dan kerjasama antaragama dan peradaban, Selasa (20/03).

Kebalikan ancam-mengancam adalah sikap saling memaafkan. Menurut Din, saling memaafkan adalah sikap kesatria dan negarawan.

Prof Din Syamsuddin sendiri tidak menjelaskan pernyataannya ini untuk menanggapi terkait apa dan siapa.

Namun yang pasti, saat ini sedang ramai soal penepisan Menko Kemaritiman Luhut B. Panjaitan atas tudiangan tokoh bangsa Amien Rais yang mengkritisi Presiden Joko Widodo mengenai program pembagian sertifikat tanah.

Luhut marah besar atas pernyataan yang dilontarkan Amien yang menyebut pembagian sertifikat oleh Jokowi adalah ngibul atau bohong. Luhut juga tidak terima tudingan Amien bahwa pemerintah membangkitkan kembali PKI, termasuk pemerintah berniat menjual aset negara ke swasta dan asing.