Siram Novel Dengan Air Keras Dibilang Tidak Sengaja, ICW: Itu Menghina Kesadaran Publik!

Eramuslim.com –  Alasan Jaksa Penuntut Umum (JPU) kasus penyiraman air keras terhadap Penyidik Senior KPK Novel Baswedan yang hanya mengajukan tuntutan 1 tahun penjara terhadap dua orang tersangka masih sulit diterima akal sehat dan telah menghina kesadaran publik.

Apalagi, yang menjadi dalil Jaksa bahwa dua orang terdakwa disebut ‘tidak ada unsur kesengajaan’ saat menyiram air keras terhadap Novel Baswedan.

Demikian disampaikan Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Lalola Ester saat mengisi diskusi daring bertajuk “Tuntutan Penyiraman Novel Baswedan dan Hukum Pada Era New Normal” pada Sabtu (13/6).

“Bagaimana presisinya eksekusi penyerangan itu disebut ketidaksengajaan? Itu rasanya betul-betul menghina kesadaran publik,” tegas Lalola.

Jaksa Fedrik dalam Persidangan Kasus Novel Baswedan

Menurut Lalola, rendahnya tuntutan Jaksa tersebut tidak selaras dengan asas keadilan masyarakat. Terlebih, proses pencarian dua terdakwa kasus tersebut sudah bertahun-tahun namun berujung tidak adil.

“Sehingga buat saya, tuntutan yang hanya 1 tahun itu, dengan masa pencarian selama 3 tahun, juga mengkhianati rasa keadilan publik,” sesalnya.