Sisa 2 Minggu untuk Selamatkan Ekonomi dari Resesi, Bisa Pak Jokowi?

“Nggak bisa. Ada PSBB lebih ketat ya pasti resesi di Kuartal III-2020,” ujar Bhima kepada detikcom.

Pemberlakuan kembali PSBB Jakarta diyakini dapat menurunkan konsumsi rumah tangga penduduk Jakarta. Padahal, indikator terbesar pertumbuhan ekonomi Indonesia masih ditopang oleh sektor konsumsi rumah tangga tersebut.

“Konsumsi rumah tangga akan turun. Masyarakat akan tahan belanja apalagi pemerintah dinilai gagal atasi pandemi sehingga muncul PSBB yang lebih ketat,” sambungnya.

 

Hal serupa dikuatkan oleh ekonom lainnya dari Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet.

“Saya kira memang sulit menambah daya ungkit ekonomi dalam waktu 2 minggu,” kata Yusuf.

Apalagi sudah berbulan-bulan ini tercatat belum ada perkembangan yang signifikan atas aktifitas masyarakat di luar rumah. Menurut laporan Google Mobility Report sampai dengan September, pertumbuhan aktifitas masyarakat yang berpergian ke pusat perbelanjaan ritel dan pusat grosir baru tumbuh sekitar 1- 4%. Padahal, sejak Juni PSBB sudah dilonggarkan oleh pemerintah. Sehingga, menurut Yusuf yang menyebabkan sulitnya RI lepas dari jurang resesi karena ada daya beli yang menurun di masyarakat.

“Padahal seperti yang kita tahu pelonggaran PSBB sudah dilakukan sejak Juni, namun karena daya beli masyarakat yang melemah makannya pelonggaran ini kemudian tidak serta merta berdampak pada peningkatan konsumsi,” paparnya. (dtk)