Soal Munajat 212, Ma’ruf Amin Semprot MUI DKI

Eramuslim.com – Ma’ruf Amin memberikan warning kepada MUI DKI terkait penyelenggaraan Munajat 212 di Monas semalam. Ketum MUI ini menegaskan tidak boleh ada yang menjadikan MUI sebagai kendaraan politik.

“Kalau munajatnya sih nggak masalah, yang penting jangan jadi kendaraan politik, dan jangan mempolitisasi MUI,” ujar Ma’ruf di kediamannya, Rumah Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (22/2/2019).

MUI DKI Jakarta memang menjadi penyelenggara Munajat 212, yang dituding politis. Ma’ruf pun memberi teguran kepada pihak MUI DKI.

“Saya ini Ketum MUI, saya cawapres, tapi saya tidak mau menggunakan MUI sebagai kendaraan politik saya. MUI biar independen, tidak boleh digunakan, itu sudah menjadi kesepakatan. Karena itu, MUI DKI jangan menggunakan MUI sebagai kendaraan politik, itu menyimpang dari kesepakatan,” tegas cawapres nomor urut 01 ini.

Soal 212 ini sendiri, Ma’ruf menegaskan seharusnya sudah selesai. Sebab, aksi 212 pada 2 Desember 2016 itu dilakukan sebagai aksi dari kasus penistaan agama yang menjerat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

“Kalau soal 212 itu sebenarnya kalau masalahnya sudah selesai, kenapa? Karena kan sifatnya penegakan hukum, tapi kalau untuk bermunajat, bersilahturahim, tidak ada masalah, yang penting jangan 212 dijadikan kendaraan politik, itu aja. Saya itu kan yang mendorong 212, yang membuat fatwanya kan saya, yang dibela kan fatwa yang saya buat dulu, gitu loh,” papar Ma’ruf.

Pasangan capres petahana Joko Widodo ini juga mengaku tidak diundang ke acara Munajat 212, yang banyak dihadiri para tokoh politik. Ma’ruf yakin penggerak acara semalam bukan panitia Aksi 212 saat 2016.

“Nggak, nggak ada (undangan), mungkin itu 212 yang lain saya kira, bukan yang dulu saya gerakkan itu,” ucapnya.

Ma’ruf pun memberi kecaman soal adanya intimidasi kepada wartawan oleh peserta Munajat 212.

“Wah itu, itu tidak baik ya kalau ada munajat kok ada ribut, itu tidak baik. Munajat itu kan khusyuk menghadap kepada Allah, malah jadi kalau ada keributan itu jadi rusak munajatnya itu, ya, saya kira tidak baik ya,” jelas Ma’ruf. [dtk]