Soal Penanganan Covid-19, Warga Lebih Percaya Pemprov DKI Ketimbang Pusat

Eramuslim.com – Lembaga Kajian Strategis dan Pembangunan (LKSP) bersama Aliansi Perempuan Peduli Indonesia menggelar survei persepsi warga DKI Jakarta tentang Covid-19.

Direktur LKSP, Astriana B. Sinaga memaparkan, sebanyak 97 persen warga sudah memiliki pengetahuan tentang Covid-19 dan cara pencegahannya. Kemudian 90,97 persen warga juga bersikap waspada terhadap bahaya Covid-19.

Meski sebanyak 69,07 persen warga DKI menyatakan siap menghadapi pandemik Covid-19, tapi jumlah warga yang tidak siap juga cukup besar, yakni sebanyak 30, 93 persen.

“Mayoritas warga sudah mendapatkan informasi Covid-19 dari media sosial mencapai 50 persen, dan mengetahui cara pencegahannya juga lewat media sosial yang mencapai 51,58 persen. Artinya dalam pola penanganan Covid-19, sumber informasi dari media sosial menjadi amat penting,” papar Astriana dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Senin (27/4).

Astriana juga memaparkan temuan soal tingkat kepuasan responden terhadap kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menangani Covid-19.

“Hasilnya, sebagian besar responden menyatakan puas (80,70 persen) dengan respons Pemprov DKI dalam penanganan wabah Covid-19. Warga yang tidak puas (19,30 persen) merasa ada yang perlu ditingkatkan,” papar Astriana.

Jika dibandingkan dengan kepercayaan responden bahwa Pemerintah Pusat mampu menanggulangi Covid-19, angkanya masih berada di bawah kepuasan terhadap kinerja Pemprov DKI.

“Meski sebagaian besar percaya (62,75 persen) bahwa pemerintah pusat dapat menanggulangi wabah Covid-19. Namun, jumlah warga yang kurang percaya (25,51 persen) cukup besar, demikian pula tidak tahu (11,74 persen),” imbuhnya.

Warga kurang percaya dengan kebijakan pemerintah pusat karena responden masih lebih memilih karantina wilayah (50 persen) dibanding Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) (45,60 persen) yang diterapkan saat ini.

Survei dilakukan di seluruh wilayah DKI Jakarta (44 kecamatan) menggunakan metode Krejcie-Morgan dengan margin of error 2,8 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Survei dilaksanakan dengan jumlah responden 886 orang secara online pada periode 14-18 April 2020 setelah sebelumnya terkontak secara individual.(rmol)