Soal Video Ahok, Yenny Wahid: “Sangat Kontraproduktif!”

Eramuslim.com – Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid Yenny menilai video kampanye pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)- Djarot Saiful Hidayat yang bertemakan keberagaman dinilai mempunyai dampak negatif atau kontraproduktif dalam Pilkada DKI Jakarta.

“Menurut saya video itu kontrapoduktif, sangat kontrapoduktif,” ujar Yenny saat ditanya Republika.co.id usai diskusi publik bertema “Merawat Pemikiran Guru-Guru Bangsa” di Century Park Hotel, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (12/4).

Putri almarhum Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini juga menyatakan secara tegas bahwa dirinya tidak setuju dengan segala bentuk video yang menyudutkan agama Islam. Menurut dia, video kampanye tersebut membuat orang menjadi sensitif.

“Saya gak setuju dengan semua video yang simplistik. Jadi, menurut saya simbolisme itu bisa membuat orang jadi sensitif dan di situ digambarkan seolah- umat Islamnya. Di situ kan simbolnya umat Islam karena pakai peci,” katanya.

Kendati demikian, Yenny tidak hanya mengkrtik terhadap pembuat video kampanye Ahok tersebut tapi ia juga melayangkan kritik terhadap umat Islam yang juga kerap menviralkan video yang berisi hujatan-hujatan.

“Kritik saya tujukan juga kepada kalangan umat Islam yang videonya juga beredar di mana-mana, viral juga yang mengatasnamakan agama, yang melakukan hujatan-hujatan. Itu kan mebawa simbol-simbol Islam juga. Keduanya sama-sama jeleknya,” jelasnya.

Seperti diketahui, video kampanye Ahok-Djarot yang bertemakan keberagaman tersebut berdurasi 5:33 menit. Di adegan awal video hingga detik ke-40 memperlihatkan adegan ibu dan anak yang merasa terancam, dengan massa aksi demo.

Kemudian, pada menit 2:55, adegan tersebut kembali diulang. Kemudian menunjukkan adegan orang-orang sedang aksi (demo) dengan berpakaian koko putih, memakai serban, dan peci, sambil membawa spanduk ‘Ganyang Cina’.

Padahal menurut ribuan saksi mata peristiwa kerusuhan Jakarta 13 Mei 1998, sama seklai tidak ada perusuh berpeci dan atau bersorban atau berjubah. Yang ada para massa miskin kota. (jk/pm)