Eramuslim.com – Badan Pengelola Investasi Danantara Indonesia siap mengguncang kebiasaan lama di kalangan pejabat BUMN. Lewat serangkaian reformasi budaya kerja, profesionalisme dan integritas akan menjadi standar baru yang wajib dipatuhi.
Chief Operating Officer Danantara, Dony Oskaria, menyampaikan bahwa kebiasaan-kebiasaan usang seperti main golf saat hari kerja hingga istri yang ikut campur urusan kantor, akan dihentikan.
“Kantor itu bukan warisan keluarga, jangan sampai istri ikut menentukan dekorasi atau acara kantor,” tegas Dony.
Tak hanya itu, Dony juga memperingatkan soal budaya hutang budi, tekanan kerja dari atasan, dan kebiasaan membawa ajudan berlebihan. Ia menyambut baik perubahan yang mulai terlihat: kini para direksi BUMN datang rapat tanpa pengawalan seperti pejabat kerajaan.
Model Temasek, Bukan 1MDB
Dony menegaskan, Danantara bukan lembaga biasa. Tidak seperti Sovereign Wealth Fund negara lain yang mengelola kelebihan APBN, Danantara mengelola return dari pengelolaan BUMN—bukan dana operasional seperti milik BRI atau Bank Mandiri.
“Itu salah paham besar. Yang kami kelola adalah return, bukan dana operasional atau aset,” ujarnya.
Struktur Danantara dibagi menjadi dua superholding terpisah:
Danantara Asset Management (untuk aset BUMN)
Danantara Investment Management (untuk investasi strategis)
Model ini dirancang agar lebih aman dan tidak mengulang skandal besar seperti 1MDB di Malaysia.
BUMN Untung Besar, Tapi Tak Bisa Tolong Sesama
Konsolidasi yang dibawa Danantara diyakini akan menyelesaikan ironi lama di tubuh BUMN: perusahaan besar meraup laba triliunan, tapi tidak bisa menolong BUMN lain yang sedang sekarat.
“Telkomsel bisa untung besar, tapi tidak bisa bantu Indofarma yang bahkan kesulitan bayar gaji Rp 3 miliar. BRI untung Rp 60 triliun, tapi tak ada mekanisme gotong royong,” kata Dony.
Kini dengan dividen BUMN yang sudah mencapai Rp 150 triliun—bahkan melebihi target APBN sebesar Rp 98 triliun, Danantara ingin mendorong BUMN mandiri tanpa bergantung pada PMN yang selama ini rumit dan birokratis.
Transformasi Dimulai dari Atas
Lewat reformasi budaya kerja, Danantara ingin menciptakan sistem yang bersih dari konflik kepentingan, memperkuat profesionalisme pejabat BUMN, dan memastikan bahwa keuntungan besar tidak hanya dinikmati segelintir elit, tapi juga digunakan untuk memperkuat ekosistem BUMN secara menyeluruh.
“Kami ingin menghapus budaya ‘orang dalam’ dan membangun BUMN yang kompeten dan transparan,” tutup Dony.
Sumber: Kumparan.com