“Kami juga kesulitan dalam hal ketidakadilan geografis, karena kami memiliki banyak daerah terpencil,” ujar pekerja sosial dan aktivis yang berbasis di Jakarta, Ryan Febrianto.
Organization for Economic Cooperation and Development atau Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) dalam laporannya mencatat, hasil tahun lalu “harus dilihat dalam konteks langkah besar yang telah diambil Indonesia dalam meningkatkan partisipasi anak bersekolah.”
Dari tahun 2001 hingga 2018, cakupan sampel PISA melonjak dari 46 persen menjadi 85 persen dari siswa berusia 15 tahun. Menurut penulis laporan, ketika memperhitungkan kelemahan pendatang baru ke dalam sistem sekolah, fakta bahwa hasil Indonesia relatif stabil selama periode ini sebenarnya menunjukkan bahwa “Indonesia mampu menaikkan kualitas sistem pendidikannya.”[sa]





