Takaran Mud Yang Asli Dari Rasulullah SAW Tiba di Indonesia

Eramuslim.com – Membayar zakat fitrah atau fidyah sebenarnya ada ukurannya sendiri, yaitu mud dan sha’. 1 sha’ setara dengan 4 mud. Masalahnya, di Indonesia tidak ada ukuran mud atau sha’, maka dikonversikan menjadi kilogram. 1 sha’ kira-kira 3 kg; ½ sha’ kira-kira setara 2 mud atau kira- kira 1½ kg. Maka 1 mud = 0,75 kg atau 3/4 kg.

Kini umat Islam Indonesia tidak lagi bingung atau main kira-kira dengan ukuran mud atau sha’. Karena pada Selasa (13/09) takaran mud yang sebenarnya telah tiba di Indonesia. Tepatnya pukul 14.15 WIB bersama dengan kedatangan rombongan haji undangan Kedubes Arab Saudi yang diberangkatkan melalui Yayasan Al-Manarah Al-Islamiyah, Jakarta.

Alkisah, saat masih berada di Arab Saudi, pada Jumat (08/09) rombongan ini mendapatkan jamuan dari tokoh dakwah asal Saudi, Syaikh Khalid Al-Hamoudi di Thaif. Di kawasan pegunungan Al-Hada yang sejuk berjarak sekitar 100 Km dari Mekkah itulah rombongan juga dijamu oleh DR. Nashir Al-Ghuraibi.

Dosen Dakwah dan Ushuludin Universitas Ummul Qura ini kemudian menghadiahkan kepada rombongan berupa dua buah takaran mud. Takaran ini asli, bukan asal-asalan, karena mempunyai sanad yang tersambung langsung hingga ke Nabi SAW. Kiblat.net yang ikut bersama rombongan melihat langsung terdapat tulisan sanad yang menghiasi takaran berwarna kuning keemasan tersebut.

Dalam kesempatan itu, Syaikh Syaikh Nashir Al-Ghuraibi juga memberikan sanad mud-nya kepada beberapa tokoh Indonesia yang ada di dalam rombongan tersebut. Di antaranya KH. Tengku Zulkarnain (MUI Pusat), Ustadz Farid Ahmad Okbah (Al-Islam Islamic Centre, Bekasi), Ust. Fadlan Garamatan (AFKN, Bekasi), dan Ust. Ikhwan Abdul Jalil (Wahdah Islamiyah, Makassar).

Kepada Kiblat.net, para tokoh tersebut sepakat nantinya akan memperbanyak takaran mud asli dari Nabi SAW tersebut sehingga umat Islam tidak lagi kesulitan menentukan ukuran tepat untuk zakat fitrah dan fidyah mereka. “Nanti kita akan perbanyak. Apalagi beberapa dari kita sudah mendapatkan sanad langsung dari Syaikh Nashir Al-Ghuraibi,” tutur KH. Tengku Zulkarnain.(kl/kbn)