Tanggapi Soal Radikal Kanan, Pengamat Ini Malah Sebut Jenderal Dudung Sedang Upaya Pengalihan Isu

eramuslim.com – Pengamat politik dan keamanan Harits Abu Ulya menanggapi KSAD Jenderal Dudung Abdurrachman soal paham radikal kanan di Indonesia. Hal itu disebut pengalihan isu saja.

KSAD Jenderal Dudung Abdurrachman mengatakan bahwa saat ini Indonesia berada dalam ancaman paham radikal kanan.

Merespons pernyataan Dudung, Harits Abu Ulya menilai apa yang disampaikan mantan Pangkostrad itu bisa jadi pengalihan isu yang saat ini sedang berkembang luas di masyarakat.

Menurut Harits, anggapan pengalihan isu itu muncul sebagai efek samping dari pernyataan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sedang rapat dengar pendapat di Komisi III DPR RI.

Dalam RDP itu, substansi pembahasannya diekspos oleh media.

“Bisa jadi ada pihak ketiga yang mencoba untuk mengaransemen itu digabungkan untuk mengalihkan isu tertentu,”kata Direktur Eksekutif Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) ini, Rabu(26/1).

Dia menambahkan, apa yang diceritakan KSAD berkaitan dengan pernyataan Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amir yakni soal terorisme.

Dengan demikian menjadi bahan untuk orang tertentu dalam memainkan kasus radikalisme yang sebetulnya sudah tidak ada di Indonesia.

“Bisa aja masalah itu semakin dikuatkan ketika orang-orang di luar BNPT secara spesifik contohnya Pak KSAD cerita juga masalah itu kayak nggak ada hal yang jauh lebih penting,” katanya.

Seharusnya, baik Kepala BNPT maupun KSAD Jenderal Dudung fokus pada pencegahan terorisme yang saat ini mengancam Papua.

Dia tidak sepakat kalau Jenderal Dudung malah memunculkan isu radikalisme yang sebetulnya baik paham kiri maupun kanan tidak ada di Indonesia.

“Tentara-tentara yang dibunuh OPM Papua kemudian hal-hal yang betul-betul mengancam kedaulatan jadi ini kan menebar isu tentang ancaman negara,” pungkasnya. [Pojoksatu]