Tangisan Pekerja Migran Korban Penganiayaan: Tolong, Saya Ingin Pulang

Eramuslim.com – Fujiyanti (26) terisak. Pekerja migran Indonesia asal Sukabumi itu melakukan video call dengan suaminya. Aksi itu dilakukan Fujiyanti secara sembunyi-sembunyi.

Setelah pekerjaannya selesai, ia tidak lantas beristirahat. Sang majikan di Tabuk, Arab Saudi, memintanya untuk menjaga bayi. Setiap hari, Fujiyanti mengaku mendapat porsi pekerjaan yang luar biasa.

“Tolong, saya ingin pulang. Sudah tidak tahan di sini. Pekerjaan tidak selesai-selesai, baru bisa istirahat sudah diminta menjaga anak majikan,” ujar Fujiyanti kepada suaminya, Rahmat Ramdani (26), Sabtu (23/5/2020).

Sejak kisah Fujiyanti terangkat media, Rahmat mengatakan istrinya mendapat telepon dari pihak KBRI yang memintanya melaporkan peristiwa dugaan penganiayaan ke polisi. “Istri saya menghubungi terus katanya saya diminta melapor ke polisi, kata orang KBRI ke istri saya katanya untuk dasar mereka bergerak di sana,” tutur Rahmat.

Dilihat detikcom, Fujiyanti memperlihatkan luka-luka yang dideritanya. Jari yang patah karena digencet kursi, sabetan ikat pinggang dan rambut yang nyaris dibotaki.

“Terakhir istri saya dituding mencuri hp (handphone) majikannya. Dia juga diancam akan dilaporkan ke polisi kalau kabur. Makanya dia takut, saya satu-satunya harapan dia agar bisa pulang sementara saya bingung harus kemana,” ujar Rahmat.

Fujiyanti diduga menjadi korban penganiayaan majikannya di Tabuk, Arab Saudi. Korban mengabarkan kondisinya melalui percakapan pesan ke Imamul Ahyar, seorang aktivis Garda BMI di negara tersebut.

Dalam pengakuannya, korban kerap mendapat kekerasan fisik dari majikannya. “Kasus ini baru tadi malam saya dapatkan langsung dari korban, dia mengalami penyiksaan oleh majikan tempatnya bekerja. Diketahui korban penempatan tahun 2019,” kata pria yang akrab disapa Ahyar tersebut melalui aplikasi perpesanan kepada detikcom, Jumat (22/5)(dtk)