Eramuslim.com – Saat ketegangan terjadi di Laut Natuna Utara terjadi antara Indonesia dan China terkait dengan pengeboran minyak lepas pantai, para pengusaha justru menandatangani MoU senilai 1,5 miliar dolar AS atau Rp 21,6 triliun.
Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara pengusaha Indonesia dan China terkait dengan mega proyek injeksi kimia dan teknologi digital untuk industri minyak dan gas di Indonesia.
Penandatanganan MoU tiga perusahaan besar swasta itu disaksikan Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun dan jajaran pimpinan Kedutaan Besar RI di Beijing, Kamis (2/11/2021).
“Jadi ini proyek ‘B to B’ (antarperusahaan swasta),” kata Dubes usai menyaksikan penandatanganan MoU di Wisma Duta KBRI Beijing tersebut.
Ketiga pengusaha yang menandatangani kesepakatan adalah Zein Wijaya selaku CEO PT Enerproco Global Indonesia, Qu Fei (CEO Guoxing Huijin Science and Technology Co Ltd), dan Zhou Yang (CEO Shenzhen Congbiqiushi Investment Management Co Ltd).
“Perusahaan China akan mentransfer teknologi dan investasi modal,” kata Dubes.