Terdorong Orang Besar Usai Ambil Air Zamzam, Kaki Jemaah Haji Ini Patah

eramuslim.com – Nuraini Hasibuan, jemaah haji berasal dari Binjai, Sumatera Utara masih merasakan rasa sakit. Kaki kanannya terasa berdenyut dan nyeri setelah menjalani operasi patah tulang.

Pada Sabtu (3/6) sore, Nuraini masih berada di Klinik Kesehatan Haji Indonesia, Madinah, bersama dengan beberapa peserta haji lainnya yang sedang menjalani perawatan.

Sambil duduk di atas kursi roda, Nuraini menceritakan kejadian yang dialaminya kepada Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy yang tengah melakukan kunjungan kerja ke Madinah.

“Saya sedang ambil air zamzam, masih di areal masjid itu. Saya pegangan sama anak gadis kawan saya, kemudian datang orang yang besar itu. Tiba-tiba nyibak (terdorong) kebanting,” tutur Nuraini.

“Terus ini enggak bisa jalan lagi kakinya, jadi patah,” imbuh Nuraini. Peristiwa itu terjadi usai salat subuh.

“Sudah dioperasi Bu?” tanya Muhadjir

“Sudah. Saya masuk Sabtu (27/5), kemudian Minggu difoto, Senin dioperasi,” kata Nuraini.

Tim medis KKHI Madinah yang menangani kemudian menjelaskan kepada Muhadjir jika Nuraini masih menjalani pengobatan termasuk fisioterapis.

“Insyaallah sehat Bu, yang penting memohon doa sama Allah, mudah-mudahan kuat. Haji itu yang penting wukuf,” ucap Muhadjir.

Dalam kunjungannya, Muhadjir melihat langsung bagaimana penanganan pasien yang umumnya lanjut usia (lansia) oleh tim kesehatan.

Muhadjir mengimbau kepada para pasien yang dirawat di KKHI agar tidak memaksakan diri mengejar ibadah sunah dan menyarankan agar menjaga kesehatan mengingat ibadah wukuf yang merupakan puncak haji belum dilalui.

“Ini harus kita waspadai karena 67.000 jemaah haji usianya di atas 65 tahun, sudah sepuh. Kita lihat tadi yang sakit yang dirawat rata-rata usianya sudah sepuh,” ujarnya.

Kepada petugas kesehatan, Muhadjir meminta agar melakukan evaluasi setiap hari terkait pelayanan di KKHI, terutama perawatan terhadap jemaah lansia.

“Sehingga diagnosis dan treatment tidak mengalami kesalahan. Biar akurat,” pesannya.

Kasi Kesehatan Daker Madinah Thafsin Al Farizi menyebut, sejak kedatangan jemaah haji pada 24 Mei sampai 1 Juni 2023 total 77 jemaah yang dirawat. Rinciannya, 50 pasien dirawat di KKHl dan 27 orang di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS).

Alfarizi menyebut, umumnya jemaah haji dengan usia di atas 60 dan 65 tahun banyak yang mengalami gejala demensia.

“Banyak hal yang memengaruhi dimensia selain faktor usia yakni, kurang cairan, istirahat, termasuk perbedaan geografis sehingga terjadi disorientasi tempat,” ucapnya.

 

Jemaah 98 Tahun Kuat Naik Tangga ke Lantai 9

Antrean lift di hotel menuju kamar saat jemaah selesai melaksanakan salat di Masjid Nabawi selalu menjadi persoalan klasik. Jemaah yang tak sabar, memilih naik lewat tangga darurat.

Di beberapa hotel, jumlah dan kapasitas lift membuat antrean cukup lama. Meski ada stiker imbauan memprioritaskan lansia, jemaah berebut naik lift.

Di Hotel Front Taiba, yang berjarak tidak sampai 50 meter dari Masjid Nabawi, Rustam, jemaah tertua asal Blitar berusia 98 tahun tinggal di kamar lantai 9. Seorang anggota kloter mengatakan, Rustam lebih sering naik tangga ke lantai 9.

“Masih kuat naik tangga. Kalau naik lift nunggunya lama,” ujarnya.

“Masya Allah. Sehat terus ya, Pak. Semoga menjadi haji mabrur,” respons Menko Muhadjir mendengar kebiasaan Ruslan naik tangga selama di hotel. Muhadjir mengunjungi jemaah haji di hotel itu setelah melaksanakan salat zuhur di Masjid Nabawi.

Rustam mengaku puas dengan makanan yang dia dapatkan selama di Madinah. Apalagi, hampir setiap hari, makan lauk daging ayam.

“Kulo kui wong kampung, Pak. Biasa ya dahar lauk jangan kates (Saya ini orang kampung, Pak. Biasa makan lauk sayur pepaya),” ucapnya.

Muhadjir menimpali, “Lebih suka makan lauk ayam apa sayur pepaya, Pak?”

“Yo opo mawon, Pak. Perute wong kampung kui ya nopo mawon mlebu (Ya apa saja, Pak. Perut orang kampung itu apa saja masuk),” jawab Rustam polos disambut gelak tawa jemaah di lantai 9.

Muhadjir meminta kepada Rustam dan jemaah lansia lainnya untuk tidak memforsir ibadah-ibadah sunah, karena masih ada ibadah yang rukun dan wajib.

“Banyak-banyak istirahat, ya, Pak, Bu. Jangan banyak memaksakan yang sunah. Haji itu yang penting di ‘Arafah. Semoga semuanya menjadi haji mabrur,” tutup Muhadjir.

 

(Sumber: Merdeka)

Beri Komentar