Tere Liye: Pengakuan Gandjar Soal Korupsi E-KTP Mengejutkan!

Eramuslim.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang merupakan mantan Anggota Komisi II DPR dari PDIP memberikan kesaksian di sidang dugaan korupsi proyek e-KTP di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis, 30 Maret 2017.

Ganjar mengaku tiga kali ditawarkan uang suap e-KTP tapi tak menerima suap tsb.

Kasus E-KTP, Ganjar Tiga Kali Ditawarkan Uang, Sekali Diberi Bungkusan
http://nasional.kompas.com/read/2017/03/30/15114521/kasus.e-ktp.ganjar.tiga.kali.ditawarkan.uang.sekali.diberi.bungkusan

Novelis yang aktif di sosial media, Tere Liye menyentil pengakuan Ganjar ini melalui tulisannya di laman fb-nya dengan diberi judul “TIPU-TIPU SAJA”. Berikut tulisannya:

Tipu-Tipu Saja

Sidang kasus e-KTP kemarin siang menyisakan sebuah fakta yang sangat menyesakkan. Salah-satu saksi, mantan anggota DPR yg sekarang jadi Gubernur, mengaku tidak menerima uang suap, tapi dia jelas sekali mengakui di persidangan, bahwa dia pernah ditawari uang tersebut. Tidak hanya sekali, tapi berkali-kali.

Ini fakta yang seharusnya membuat kita mengelus dada. Bayangkan, sekelas anggota DPR, dia ditawari uang berkali-kali, jelas sekali siapa yang menawari, tapi dia sama sekali tidak tergerak lapor ke KPK, lapor ke polisi, lapor ke penegak hukum. Bukankah sudah rumus legendaris: orang yang tahu sebuah kejahatan, dan dia biarkan saja, diam, memilih tutup mulut, maka dia sama saja dengan ikut melakukannya.

Dan lebih epic lagi, mantan anggota DPR lain yang ‘gagah perkasa’ mengaku di depan media, di depan interview, talk show, bahwa dia menolak proyek e-KTP, tidak ikut terima uang, galak (kritis) sekali dgn proyek ini, TAPI dia tahu persis ada permainan di sana, dia juga hanya diam saja. Kita malah mengelu-elukan orang seperti ini? Dianggap suci? Come on, bukankah terlihat sekali dia coward, alias pengecut? Kalau dia tahu ada permainan, dia tahu siapa yg menawarkan uang, detik itu juga lapor ke KPK. Bukannya malah memasang dua wajah di depan media.

Saya ingat, bertahun-tahun lalu, ada anak SD di Surabaya, 12 tahun usianya, dia mengadukan praktek contek massal di sekolahnya saat UN. Anak ini, keluarganya dimusuhi oleh tetangga, dimaki, dihina, tapi sungguh hebat anak kecil ini. Dia berani melapor. Dia terima pahit getir atas pelaporan tersebut, karena dia yakin sekali dia berada di posisi yang benar. Nah, mantan anggota DPR yg kalian puja-puji, pernah dia lapor permainan e-KTP? Silahkan kalau kalian mau bilang dia tidak terima uang haram, tapi sungguh, orang ini tidak layak lagi masuk kategori ‘orang anti korupsi’. Eww, dia lebih mirip oportunis cari aman. Sy tidak bersedia ditipu orang model begini.

Menyaksikan sidang kasus suap e-KTP ini persis menyaksikan drama telenovela atau serial India, tapi dengan derai tangis air mata berkali2 lipat, kalimat2 manis berbisa lebih mematikan, ada yang cari aman, ada yang mencoba berlagak pahlawan. Semoga penyidik, jaksa penuntut KPK diberikan kekuatan. Ini bukan perkara mudah. Dan di samping harus menjalankan tugasnya, mereka juga harus menghadapi masalah internal sana-sini. Semangat, Kawan, akan selalu ada orang2 yang mendoakan kalian.

@Tere Liye (fb)