Terkait Film Anti Islam, JAT Minta Indonesia Putus Hubungan dengan Amerika

Terkait Film Anti Islam, JAT Minta Indonesia Putus Hubungan dengan Amerika

Film Innocence of Muslims karya Sam Bacile dianggap sudah menghina dan melecehkan agama Islam. Peredaran film itu memantik reaksi keras dari umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Amir Jamaah Ansharut Tauhid Solo Muh. Sholeh Ibrahim meminta pemerintah Indonesia mengambil sikap tegas atas kemunculan film itu. “Kami minta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memutuskan hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat,” katanya saat aksi mengecam film Innocence of Muslims di Gladag, Solo, Minggu, 16 September 2012.

Setelah itu, secepatnya Duta Besar Amerika untuk Indonesia dipulangkan ke negara asalnya. Kemudian Sholeh meminta pemerintah Indonesia memblokir peredaran film Innocence of Muslims di internet.

Jamaah Ansharut Tauhid Solo yakin film tersebut hanya akan menimbulkan pergolakan dan menumbuhkan kebencian antara umat Islam dan Kristen. “Film itu memprovokasi dan merupakan kejahatan rasis,” kata dia.

Menurut Amir Jamaah Ansharut Tauhid Solo Muh. Sholeh Ibrahim, bentuk pelecehan di Innocence of Muslims di antaranya visualisasi Nabi Muhammad SAW yang dilarang dalam Islam. Kemudian film itu merendahkan Nabi Muhammad yang dikatakan memiliki berbagai sifat tercela.

Seorang orator dari Jamaah Ansharut Tauhid Solo, Muhammad Fauzi, mengatakan saat ini umat Islam mendapat serangan keji dari orang-orang kafir. Belum habis derita muslim Rohingya di Myanmar, kini sudah ada lagi upaya untuk menghina umat Islam. “Sekarang penghinaan itu muncul lewat film,” katanya.

Dalam aksi yang diikuti sekitar 100 orang tersebut, dia meminta umat Islam bangkit melawan penghinaan dan pelecehan terhadap Nabi Muhammad. Umat Islam harus siap membela sampai darah terakhir. Seperti di Timur Tengah, di mana banyak terjadi aksi penolakan terhadap film Innocence of Muslims.(fq/tempo)