Terungkap! Ternyata Berita Pemerkosaan Massal atas Etnis Tertentu di Kerusuhan Mei 98 HOAX

Setelah menyelidiki selama dua tahun, pada Senin, 22 November 2004 satuan tugas rahasia pemerintah Amerika Serikat menggelar operasi tersebut. Para tersangka dikenai tuduhan sama, yakni memalsukan dokumen suaka serta berkonspirasi dalam pemalsuan berbagai dokumen.

Awalnya, mereka hanya membantu menyediakan dokumen asli tapi palsu. Setelah berhasil mengelabui pihak berwenang dengan memalsukan izin kerja dan nomor jaminan sosial, mereka mulai menyiapkan aplikasi suaka politik palsu.
Menyiapkan skenario pengakuan palsu seperti diperkosa atau dianiaya dalam kerusuhan Mei 1998.

“Cerita tentang penyiksaan itu sangat seragam, karena para pencari suaka menghafalkan kata demi kata secara persis seperti yang diajarkan,” kata Jaksa McNulty.

Mereka pun mengajari kliennya untuk menangis meraung-raung dan memohon dengan emosional untuk mengundang simpati petugas. Banyak yang menceritakan kisahnya begitu sama persis. Misalnya, diperkosa sopir taksi. Pengakuan itu meluncur dari mulut 14 perempuan WNI keturunan Cina yang mengajukan permohonan suaka sejak 31 Oktober 2000 hingga 6 Januari 2002.

“Mereka mengaku diperkosa karena sebagai WNI keturunan Cina,” kata Dean McDonald, agen spesial dari Biro Imigrasi dan Bea Cukai Kepabeanan Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat di negara bagian Virginia.

Voice of Amerika juga membuat liputan investigatif tentang isu perkosaan massal itu. Mereka keluar masuk berbagai lokasi yang dicurigai sebagai  tempat kejadian perkara perkosaan massal, dan mencoba mewawancarai berbagai pihak. Tapi hasilnya nihil!

Memang ada kasus perkosaan, tetapi bukan massal. Bukan hanya pada Mei 1998. Hampir tiap bulan juga ada kasus perkosaan di sejumlah tempat di Jakarta dan lainnya. Kasus kriminal biasa.Hasil penyidikan FBI akhirnya membongkar kebohongan itu.