eramusim.com – Politikus senior PKS, Tifatul Sembiring, merespons santai berbagai narasi yang menyebut PKS tumbang dalam sejumlah pilkada, di antaranya DKI Jakarta.
Sembiring mengingatkan bahwa PKS menurut hitungan cepat menang di Depok dan Jawa Barat (Jabar).
“Pertama kita ucapkan dulu selamat kepada pak Supian Suri dan pak Dedi Mulyadi, yang menurut hasil hitung cepat telah memenangkan Pilkada,” ujar Sembiring dalam keterangannya di aplikasi X @tifsembiring (29/11/2024).
Ia kemudian beranggapan, kalah menang dalam kontestasi demokrasi adalah hal yang wajar.
“Apakah PKS sedih, lemes? Ah, nggak lah yaa. Biasa aja lagi, dalam kontestasi pilkada ada yang menang dan ada yang kalah,” sebutnya.
Dikatakan Sembiring, dalam kontestasi seperti Pilkada hanya ada satu Pasangan Calon (Paslon) yang menjadi pemenang.
“Santai aja tuh, nggak ada yang luar biasa. Namanya juga demokrasi, ya begitu. Mungkin strategi kompetitor lebih baik,” tukasnya.
Sembiring menilai, meskipun di beberapa daerah PKS belum berhasil, hal tersebut tidak mencerminkan kegagalan total.
Ia menekankan bahwa evaluasi akan dilakukan untuk menyongsong pilkada berikutnya.
“Tentu akan menjadi pelajaran berharga dan evaluasi untuk persiapan Pilkada berikutnya. Insya Allah 5 tahun sekali,” imbuhnya.
Kata Sembiring, PKS pada Pilkada serentak ini hampir di seluruh daerah berkoalisi dengan Partai lain. Hal itu yang membuatnya merasa aneh sebab sorotan miring hanya tertuju pada PKS.
“Tapi bagi pengamat dan penulis yang kurang dalam analisanya, ecek-ecek, lebih gampang memojokkan PKS. Sebenarnya, jika kita pandang lebih berimbang dan adil, memang di dua titik di atas PKS belum sukses, tapi ini bukan akhir segalanya. Hari-hari akan dipergantikan di antara manusia,” cetusnya.
Dibeberkan Sembiring, koalisi PKS di pulau Jawa berhasil memenangkan pertarungan. Hanya saja, publik tidak melihat hal tersebut.
“Untuk Pilgub di pulau Jawa, baru Jawa Barat yang kalah. Sedangkan Banten, Jateng dan Jatim, koalisi PKS menang,” terangnya.
Sementara itu, kata Sembiring, untuk DKI Jakarta semua pihak masih menunggu hasil real count meskipun Pramono-Rano telah mengklaim kemenangan.
“Jakarta tunggu hasil realcount, dan ada kemungkinan 2 putaran,” jelasnya.
Ia mengungkapkan bahwa kemenangan PKS di sejumlah wilayah lain, seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Kepulauan Riau menjadi fakta yang patut diperhitungkan.
“Saya sendiri, yang diberi amanah sebagai koordinator pilkada di Sumbagut, alhamdulillah menurut data hitung cepat, koalisi PKS menang di 4 pilgub dari 5 Provinsi. Seperti Aceh, Sumut, Sumbar, dan Kepri. Dan yang kalah hanya di Riau,” imbuhnya.
Ia juga menyebut kemenangan di Sumatera Selatan, Bangka Belitung, dan Lampung sebagai bukti koalisi PKS tetap kuat di wilayah lain.
Bahkan di Sumatera Barat, PKS berhasil menang di 12 titik pilkada kabupaten/kota.
“Belum lagi koalisi di Kalimantan, NTB, Sulawesi, Maluku, Malut dan seterusnya. Jadi menyikapi hal ini, woles aja. Jangan lebay, pakai istilah runtuhlah dsb. Sabar saja bung,” tandasnya.
Tifatul bilang, sebelum pengumuman resmi KPU belum keluar, harus tetap optimis. Ia menegaskan bahwa masih ada pesta demokrasi di masa mendatang.
“Insya Allah kita jumpa di pesta demokrasi 2029 nanti,” kuncinya.
(Sumber: Fajar)
Pilkada Jakarta hanya diikuti kurang 60% dari pemilih yang terdaftar 40%nya Golput. (Sebagai pemenang putaran I.
Golput diperkirakan salah satunya disebabkan oleh kehadiran jokowi. Membuat simpatisan gamang.