Tokoh Separatis Papua Senang Wiranto Ditusuk

Koordinator Nasional Gerakan Rakyat Cinta NKRI itu mengatakan, informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dilancarkan oleh kelompok separatis dan radikalisme itulah yang membuat Papua semakin panas.

Untuk itu, kata Hendrik, pihaknya meminta aparat penegak hukum, yakni Cyber Crime Mabes Polri dan Polda Papua, untuk memantau setiap akun-akun media sosial yang menyebarkan hoaks dan ujaran yang mengandung kebencian dan setimen SARA.

“Semua ini (hoaks, ujaran kebencian dan sentimen SARA) dijadikan kekuatan untuk menghancurkan negara kita,” ujarnya.

Hendrik juga minta Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Polri, untuk memblokir akun-akun media sosial yang menyebar ujaran kebencian dan hal-hal negatif yang menjatuhkan kredibilitas negara.

“Media sosial ini ruang empuk bagi kelompok separatis dan radikal menebar berita hoaks dan kebencian. Kalau di dunia nyata, saya kira sudah tenang dan bisa diredam,” ujarnya.

Sekedar diketahui, dalam sebuah status di akun Facebooknya, Lewis Prai Wellip dengan bahasa Inggris menuliskan “feeling thankful (merasa bersyukur)” seraya membagikan tautan berita dari salah satu media asing berjudul “Indonesia’s security minister Wiranto hurt after stabbing attack (Menteri Keamanan Indonesia Wiranto Terluka Setelah Ditusuk)”.

Dalam kolom komentar, dia juga menulis “Karma is coming after him…..I hope he dies… (Dia mendapat karma… Saya berharap dia mati…)”.

Sedangkan di akun Twitternya, Lewis Prai Wellip (@WellipPrai) menyebut dirinya sebagai diplomat dari Pemerintah Republik Papua Barat (The Government of the Republic of West Papua) dan pendiri dari Organisasi Papua Merdeka. [vn]