Umat Islam Harus Bersatu Untuk Perubahan di 2019

Eramuslim.com – Peluang perubahan 2019 tergantung pada umat Islam. Sekiranya umat Islam menginginkan perubahan, maka pada pilpres 2019 bakal terjadi perubahan. Kini umat Islam menjadi kunci ada tidaknya perubahan sebab parpol, dan lembaga-lembaga struktural keagamaan maupun social sudah tidak lagi menjadi sandaran dan rujukan umat dalam menentukan masa depan. Kooptasi pemerintah kepada NU, Muhammadiyah dan semua institusi keagamaan dan institusi politik telah membuat umat Islam mengambil jalanya sendiri menuju masa depan. Apalagi demokrasi transaksional sudah sangat parah.

Demikian pandangan peneliti Darmawan Sinayangsah (alumnus Fisip UI) dan periset Muhamad Muntasir Alwy (alumnus Fisipol UGM) dalam sebuah diskusi terbatas, Senin malam.

Umat Islam kecewa pada partai, institusi dan pemerimtah, lalu dengan caranya sendiri melakukan reuni 2/12 yang mengundang berbagai pihak menuding aksi mereka intoleransi. Aksi Islam yang massal ini meresahkan kelompok status quo dan menggelisahkan istana presiden. ‘’Aksi umat Islam itu jelas merindukan perubahan,’’ ujar Muntasir Alwy.

Membanjirnya reuni 212 menunjukkan umat Islam ingin perubahan dan ada ketidakpuasan tersembunyi dalam aksi Islam itu. Isu reklamasi, Meikarta, korupsi elite, penjualan asset bangsa untuk aseng-asing dan seterusnya, membuat umat resah dan galau namun tak berdaya, lalu mereka bergerak dalam pawai keagamaan yang sebenarnya merupakan protes sosial paling dalam, yang selayaknya tak diabaikan pemerintahan Jokow-JK yang mengecewakan mereka. ”Umat atau rakyat sudah kecewa,” tutur Muntasir.

‘’Ada isyarat rakyat menginginkan adanya perubahan pemerintahan,’’ imbuh Darmawan.(kl/kfr)