Urung Lockdown, Pariwisata di Yogya Tetap Dibuka

Sultan mengaku telah berdiskusi dengan para kepala daerah tersebut jika keputusan untuk menutup tempat wisata diambil. Hal tersebut agar tidak memberatkan pedagang di sekitar tempat wisata karena tidak ada pembeli datang.

“(Kalau ditutup) Diprotes sek dodolan. Nek ora ana sek teko (kalau tidak ada yang datang), bisa nggak kita jadi orang arif, sek dodol (yang jual) dibantu kepie (bagaimana), toh ditutup Sabtu sama Minggu selama dua bulan,” ujarnya.

Hal tersebut, lanjut Sultan, sebagai salah satu kebijakan untuk menjaga keseimbangan kesehatan dengan ekonomi. Sehingga, masyarakat masih tetap ada bantuan, penularan Corona bisa ditekan.

“Salah satu cara keseimbangan-keseimbangan,” jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, Sultan memutuskan untuk tidak melakukan lockdown di DIY dan memberlakukan PPKM secara ketat. Menurut Sultan, lockdown juga tak efektif jika hanya berlaku untuk masyarakat DIY. Sementara daerah lain masih tetap membebaskan mobilitas warga.

“Nek di-lockdown, kabeh tunggu ning ngomah (kalau di-lockdown, semua berada di dalam rumah). Nggak boleh keluar. Gitu loh. Tapi kalau Yogya di-lockdown, ya kan, rakyat Yogya ora oleh (tidak boleh) keluar rumah, ning saka (tapi dari) Jakarta, saka (dari) Jawa Timur mlebu (masuk) Yogya terus arep ngapa (masuk Yogya terus mau apa)?” kata Sultan usai memimpin rapat COVID-19 bersama Bupati dan Wali Kota se-DIY, hari ini.(dtk)