Wacana Duet Jokowi-Prabowo Muncul, Pengamat : Ini Diutak-atik, Akan Jadi Preseden Buruk

Eramuslim.com — Wacana presiden 3 periode dengan memunculkan duet Jokowi- Prabowo dianggap mengutak-atik konstitusi. Hal ini akan menjadi preseden buruk bagi Indonesia.

Pengamat politik meminta agar Presiden Jokowi jangan menerima rayuan politik semacam ini.

Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto

Menurut pengamat politik dari Universitas Nasional (Unas) Robi Nurhadi, memunculkan wacana presiden tiga periode dengan menduetkan Jokowi-Prabowo merupakan preseden buruk.

“Ini preseden buruk untuk wujudkan presiden baik. Rakyat itu bukan hanya perlu presiden, tapi perlu presiden yang baik. Presiden yang baik itu tidak hanya lahir dari pribadinya, tetapi dari sistem dan lingkungannya,” ujar Robi, Jumat (18/6/2021).

Robi mengatakan, para pengusung Reformasi sudah sepakat bahwa presiden itu maksimal dua periode, dengan masing-masing periode selama lima tahun.

“Kalau kemudian ini diutak-atik, akan jadi preseden buruk. Kenapa? Pertama, seperti tidak ada lagi kader terbaik Indonesia yang mampu menjadi presiden,” jelasnya.

“Kedua, distribusi kekuasaan itu tidak hanya horizontal, tetapi vertikal. Ada anak bangsa lainnya yang perlu diberi kesempatan untuk menjadi pemimpin,” jelasnya.

Dia pun berpesan agar Jokowi tidak menerima rayuan politik menjadi presiden tiga periode.

“Pak Jokowi jangan terima rayuan politik seperti itu, cukup dua periode, jadilah guru bangsa, jadilah bapak bangsa,” katanya seperti dilansir sindonews.