“Wag the Dog”, Film Yang Cocok Bagi Ahok, Bukan “Finding Nemo”

Eramuslim.com – Pada pembacaan Pleidoi atau pembelaan yang diberikan Ahok pada kasus sidang Penodaan agama yang dilakukan siang hari ini, Ahok mengumpamakan dirinya seperti ikan kecil bernama Nemo di film Finding Nemo yang melawan arus dari situasi yang ada.

Seperti diketahui oleh publik, film finding nemo adalah film yang mengkisahkan tentang seekor ikan bernama marlin dan dory yang mencari keberadaan anak ikan bernama nemo, finding nemo adalah sebuah film animasi bertema petualangan, dengan plot cerita ikatan ayah dan anak yang diwakilkan oleh sosok ikan bernama marlin (ayah) dan nemo (anak).

Film Finding nemo dan pleidoi Ahok, apakah bisa menjadi asumsi sederhana yang bisa saling menginspirasi?, dilihat dari latar belakang Ahok sebagai pejabat publik dan memanfaatkan kekuasaan untuk berteriak menilai Kitab Suci agama lain dengan memakai kalimat ‘dibohongi pakai’ dan hal ini sangat berbeda dengan nemo ataupun marlin yang berani berteriak melawan arus demi kebenaran justru dalam kondisi diri yang lemah bukan memanfaatkan.

Mungkin yang cocok untuk menggambarkan Ahok, adalah film Wag The Dog, bagi yang belum menonton film wag the dog, silahkan ditonton dan sangat direkomendasikan sebagai penambah pengetahuan tentang politik, politisi busuk, spin doctor, serta suksesi dengan memakai segala cara.

Dalam Film Wag The Dog, dijelaskan bagaimana suksesi menggunakan segala cara dari memakai jasa buzzer, spin doctor hingga konspirasi membuat pengalihan serta pencitraan.

Bagaimana sosok pemimpin dibangun dengan pemutarbalikkan fakta yang dilakukan oleh media (buzzer) dan para spin doctor, hingga akhirnya terseret skandal seks dan berusaha memenangkan suksesi dengan segala cara termasuk menjatuhkan lawan politik dan membangun politik pencitraan.

Finding nemo itu film animasi dan diperuntukkan untuk anak anak, cobalah lihat film Wag the Dog agar kita lebih memahami lebih dalam, karena soal Ahok adalah soal politik (pejabat publik).(kl/lingk)

https://m.eramuslim.com/resensi-buku/pahlawan-akankah-hanya-menjadi-kenangan-untold-history-eramuslim-digest-edisi-9.htm