Warga Afghanistan yang Dievakuasi ke Inggris Merasa Terpenjara dalam Hotel Karantina

Eramuslim.com – Inggris menghadapai tantangan besar untuk menangani warga Afghanistan yang saat ini telah berada di negara itu.

Warga Afghanistan yang Dievakuasi ke Inggris Merasa Terpenjara dalam Hotel Karantina

Seorang anggota parlemen bahkan mengatakan, warga Afghanistan yang dievakuasi ke Inggris banyak yang mengeluh dengan mengatakan mereka menjadi ‘orang yang tanpa tempat tinggal’, di tengah kebingungan aparat dalam rencana menampung mereka setelah proses karantina selesai.

Sebagian besar warga merasa tidak bisa bergerak bebas di dalam hotel karantina dan tidak sabar untuk mengetahui apa yang selanjutnya mereka dapatkan setelah masa karantina selesai, seperti di mana mereka akan tinggal, dan bagaimana masa depan mereka.

Begitu tiba di Inggris, sekitar 10.000 warga Afghanistan yang dievakuasi dari kabul harus menghabiskan 10 hari masa karantina di lokasi yang ‘aman dari Covid-19’, seperti hotel yang dikelola pemerintah di dekat Bandara Heathrow, London Barat.

Namun, banyak dari mereka yang menganggap kehidupan mereka malah lebih terpenjara, tidak bisa melakukan apa pun yang mereka inginkan termasuk untuk pergi sebentar dari tempat karantina untuk menghirup udara segar.

Aparat mengatakan cukup sulit menjelaska kepada mereka apa arti ‘karantina’ dan mengapa harus mentaati itu.

“Kami adalah tahanan di dalam sini. Sementara tahanan saja diizinkan pergi ke luar selama satu atau dua jam sehari,” kata mantan pejabat tinggi Afghanistan Hasib Nooralam kepada  The Guardian. Nooralam telah tinggal di Park Plaza Hotel dekat London Waterloo selama 20 hari sejak ia dievakuasi dari Afghanistan.

“Dalam 24 jam, kami keluar hanya 15 menit. Di dalam hotel ini juga banyak anak-anak. Orang-orang muak dan menangis,” tambahnya.