Warga Dibiarkan Kelaparan, Pengamat Sebut Ada Upaya Sistematis Untuk Rampas Tanah Ulayat Suku Asmat

Eramuslim – Gizi buruk dan wabah campak di Kabupaten Asmat, Papua, banyak menelan korban jiwa. Dilaporkan, sebanyak 61 anak meninggal sejak bulan September 2017 sampai pertengahan bulan Januasi 2018.

Pengamat politik Indra J Piliang bersuara lantang terkait kondisi memprihatinkan di Asmat. “Apa karena  tanah-tanah ulayat suku Asmat di Papua ini mau dirampas, sehingga warganya dibiarkan mati kelaparan? Suku Asmat ini juga menganut sistem matrilineal. #PapuaGate,” tegas Indra J Piliang di akun Twitter @IndraJPiliang.

Indra Piliang pun mengetuk hati semua pihak untuk peduli Asmat. “Asmat, salah satu suku di Papua yang banyak menganut agama Islam. Semoga kaum Muslimin di seluruh Indonesia bersama umat agama lainnya segera bertindak. Pemerintah mungkin lagi lupa. Ingat, gizi buruk itu muncul karena kelaparan yang menahun. Bukan sehari-dua. #PapuaMenangis!” tulis @IndraJPiliang.

Tak hanya itu, @IndraJPiliang menulis: “Apakah seluruh laki-laki suku Asmat mesti angkat sabit dan cangkulnya untuk melawan? Atau belajar memanah, menombak dan menembak kepada suku-suku pegunungan seperti Dhani, supaya tuan-tuan dan puan-puan dengar suara mereka? #AsmatGate.”

Seperti dikutip kompas (15/01), Bupati Asmat, Elisa Kambu, mengungkapkan, tidak semua wilayah di daerahnya bisa dijangkau dengan mudah. Bahkan, tidak semua warga bisa ditemui di kampung. Sebab warga kerap keluar masuk hutan dan tinggal berpindah-pindah tempat.