Warga Jatim Resah, Pribumi Banyak Nganggur Tapi Pekerja Cina Malah Bertambah

pekerja cina lagiEramuslim.com – Serbuan Tenaga Kerja Asing (TKA) khususnya dari negara China ke Indonesia khususnya di Jawa Timur harus segera ditindaktegas.

Mengingat diduga beberapa BUMN secara tidak langsung ikut memfasilitasi masuknya TKA dengan dalih kerjasama pembangunan proyek.

Untuk itu DPRD Jatim mendesak agar pemerintah daerah setempat melalui Disnaker Gresik bekerjasama dengan Disnakertransduk Jatim dan aparat terkait seperti Imigrasi serta polisi untuk terjun ke lapangan memeriksa dugaan banyaknya TKA China yang tak memenuhi prosedur dalam proyek pembangunan pabrik Amorea II.

Anggota DPRD Jatim asli dari Dapil Gresik-Lamongan, mengatakan, masyarakat Jatim, khususnya Gresik banyak yang menganggur dan membutuhkan pekerjaan.

“Masak TKA China dibiarkan bebas bekerja walaupun tidak memenuhi aturan yang berlaku,” tegas politisi asal Partai Demokrat saat dikonfirmasi Selasa (13/12/2016).

Ia juga mempertanyakan nasionalisme dari perusahaan BUMN yang secara tidak langsung ikut menfasilitasi TKA China membanjiri Jatim. Padahal proyek tersebut sejatinya dibiayai dari uang rakyat (negara).

Ā “Kalau perusahaan sekelas BUMN saja sudah seperti ini, apalagi perusahaan swasta murni. Makanya pengawasan TKA harus diperketat,” pinta politisi asli Bawean.

Diantara BUMN yang secara tidak langsung ikut menggunakan jasa TKA China dalam proyek pembangunan adalah PT Petrokimia Gresik.

Perusahaan produsen pupuk itu membangun pabrik Amonia-Urea II senilai Rp.7,5 triliyun dimulai tahun 2015 dan diharapkan tuntas pada September 2017 mendatang.

Ironisnya, penggunaan ratusan TKA China itu patut diduga melanggar ketentuan UU No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.

Pasalnya, tidak semua pekerja asing yang dipekerjakan adalah pekerja yang memiliki keahlian khusus alias tenaga kerja kasar.

Sementara itu menurut sumber terpercaya, ratusan pekerja asing dari China itu sengaja dipekerjakan oleh PT Wouhan dan PT Eleco selaku sub kontraktor proyek Amurea II yang ditangani PT Pupuk Indonesia Energy (PIE), PT Pembangunan Perumahan (PP) dan PT Adhi Karya (AK). (kl/jatimtimes)