Yahya Staquf Sebut PBNU Tidak Boleh harus Ikut Negara Arab, Netizen: Pesantren Pakai Kitab Arab

eramuslim.com – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyebut bahwa PBNU tak boleh harus mengikuti negara-negara Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, atau Yaman.

Selain ke sejumlah negara Arab tersebut, Yahya Staquf juga menyebut bahwa PBNU juga tidak boleh harus mengikuti ke mana-mana. Sebab, menurutnya, PBNU harus mandiri terkait wawasan keagamaan.

“PBNU tidak boleh harus ikut Saudi, harus ikut Emirat, harus ikut Mesir, atau Yaman. Tak harus ikut mana-mana. Kita harus mandiri dalam wawasan keagamaan, karena kita punya mandat peradaban,” ujar Yahya Staquf pantauan hidayatullah.com pada Selasa (18/01/2022) di Twitternya.

Netizen menanggapi cuitan Ketum PBNU tersebut dengan beragam komentar dan pendapat, baik yang pro maupun kontra. Misalnya yang dikatakan @FauzanYanis:

“Pak, KH Hasyim Asy’ari sebagai pendiri NU belajarnya dari Syaikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi, guru besar Masjidil Haram kelahiran Sumatera Barat. Tegas saja bilang NU skrg harus sesuai peradaban JOWO, bukan sesuai Ahlussunnah Wal Jamaah.”

Ada yang mengatakan bahwa bahwa di pesantren menggunakan kitab berbahasa Arab.

“Yang jelas nabi dari Arab, ulama kita belajar agamanya juga dari Arab, kitab” di pesantren berbhasa Arab…
Wawasan keagamaan yg mandiri itu seperti apa…?” tulis akun @ADAMALIB081 pada Senin (17/01/2022) membalas pernyataan @YahyaCStaquf tersebut.

Yang lain berkomentar, “Wawasan keagamaan itu sumbernya hanya al quran dan hadist, dan untjk memahaminya wajib faham pula bahasa arab. Dan Rasulullah tdk membawa budaya, tetapi membawa petunjuk.,” oleh akun @Tano_Maske.

“Knpa sih narasi nya selalu bawa negara Arab.. Al-Qur’an & hadis udah pegangan umat Islam dalam kehidupan sehari hari…jngn benturkan budaya kita karena kita beda dengan mereka…kenpa sekelas ketum PBNU terbawa narasi oleh segerombolan Islamphobia?” komentar dari @MOHAMADRUSLI14.

Banyak yang juga membela pernyataan Yahya tersebut, misalnya komentar @Mad_Rudin: “Selain tak tau diri, para kritikus Gus Yahya diatas ini juga tak punya VISI. Apakah mereka belum mudheng, bahwa GY ini selain tokoh besar di 
@GUSDURians juga warga utama di @CakNur_Society?”

“Lucu aku lihat komen nya pengen ketawa …ko nelaan bahasa yg sederhana saja gk mampu gitu loh..,” komentar dari @endangfirdauss.

“Banyak yg gagal paham dengan kalimat” TAK HARUS” alias tidak wajib bkn melarang atau pun memaksakan. Gunakan akal sehat bkn emosi… Kita juga punya ulama2 hebat beserta ajarannya dari para ulama besar terdahulu,” tulis @jaka_gabut. [Hidayatullah]