Zeng Wei Jian: Peta Kaum Tionghoa di Indonesia

Era tahun 1950-1965, Tionghoa berhaluan kiri dominan. Dekat dengan Sukarno, PKI dan Beijing. Motornya Baperki. Tionghoa anti komunis jadi marginal.

Soe Hok Gie anti Sukarno. Arief Budiman bergabung dengan MANIKEBU melawan Lekra.

Pasca G30S/PKI, Tionghoa Kiri kocar kacir. Ada yang kembali ke Tiongkok. Harapannya, sesama komunis akan saling melindungi.

Tapi alas, di Tiongkok sedang pecah Revolusi Besar Kebudayaan Proletar (RBKP). The Gang of Four Jiang Qing sedang berkuasa. Banyak kisah Tionghoa dari Indonesia malah dipersekusi di Tiongkok. Dituduh sebagai mata-mata asing.

Semasa Orde Baru, taipan Tionghoa mulai menggeliat. Di sisi politik, Tionghoa ngumpul di CSIS dan kelompok-kelompok agama. Ada Harry Tjan Silalahi, Sofyan Wanandi, PK Ojong dan sebagainya.

Reformasi buka pintu bagi generasi kedua Tionghoa Kiri. Mantan CGMI, Pemuda Rakyat, Baperki dan sebagainya berhimpun dalam 400-an ormas berbasis Tionghoa yang tiba-tiba lahir.

Semasa Ahok berkuasa, Tionghoa Kiri dan CSIS menyatu. Konflik ideology berakhir. Mayoritas Pro Ahok. Saya cuma tau Lieus Sungkharisma saja yang kontra Ahok.

Pasca Pilkada 2017, Anies-Sandi menang telak. Tionghoa sedang bingung. Terlanjur buka front Anti ASA. Hanya kelompok pengusaha, pebisnis, tukang proyek yang lincah bermanuver. Langsung jilat-jilat Gubernur Baru.

Sebaiknya, Tionghoa melupakan Ahok. Start brand new life. Support Anies-Sandi demi kemajuan Jakarta. Jangan mau dihasut dan dikadalin dengan slogan “Anies Rasis”. Itu nggak benar. Jangan lagi berkonyol-ria dengan baju kotak-kotak dan kirim bunga. Jangan mau dimasukan ke dalam golongan kaum IQ 1-digit.

Penulis: Zeng Wei Jian (kl/gr)