Di Usia 25 Kartini Meninggal Karena Dibunuh? Inilah Kontroversi Jelang Kematiannya

Diet makanan yang dimaksud adalah dengan konsumsi makanan rendah lemak. Jika berat badan bertambah atau edema, maka diet termasuk mengurangi konsumsi garam.

Kematian RA Kartini akibat pre-eklampsia tak dapat dibuktikan

Kondisi yang diyakini juga dialami oleh Kartini tersebut memang sangat berbahaya untuk ibu hamil, dan bisa mengakibatkan kematian. Tetapi pendapat itu juga tidak bisa dibuktikan seratus persen benar.

Perihal tentang sindrome yang bisa jadi dialami Kartini itu tak dapat dibuktikan, apalagi terjadi pada era masa lalu, karena dokumen dan catatan riwayat kematian Kartini tidak bisa ditemukan.

Sampai saat ini, penyebab pasti kematian Raden Adjeng Kartini yang suka menulis surat-surat dan akhirnya dikumpulkan, menjadi sebuah buku terjemahan Armijn Pane berjudul “Habis gelap terbitlah terang” itu masih menjadi tanda tanya, seiring penyebab pasti pre-eklampsia yang belum diketahui hingga pada saat ini.

Akan tetapi, terlepas dari desas-desus dan dugaan yang beredar tersebut, kita bisa mengambil benang merah bahwa Kartini meninggal sebagai seorang ibu yang berjuang untuk anaknya. Sampai akhir hayatnya, Kartini masih terus berjuang, setidaknya untuk anaknya sendiri. (©IndoCropCircles.com / sumber: lampung.tribunnews.com)