Bangsa Mongol bergaul dengan penduduk Muslim dan mulai berkenalan dengan nilai-nilai dan ajaran Islam. Hal tersebut menjadi titik awal dianutnya Islam oleh bangsa Mongol.
Sebelum mengenal Islam, bangsa Mongol merupakan penganut agama Syamaniyah, yakni kepercayaan menyembah bintang-bintang dan matahari terbit. Adapun nama Tuhan mereka, yaitu Tengri (sang langit biru yang kekal). Agama ini merupakan warisan turun-temurun dari nenek moyangnya.
Kendati mengakui adanya Tuhan, yakni Tengri, bangsa Mongol tidak terlalu mengagungkannya. Mereka justru memuja arwah-arwah, terutama arwah atau ruh yang dianggap jahat. Sebab, menurut mereka, arwah jahat memiliki kemampuan mendatangkan sebuah bencana. Oleh sebab itu, mereka memujanya agar terhindar dari petaka.
Namun, kepercayaan tersebut luruh setelah mereka melakukan invasi ke hampir seluruh negeri di dunia. Mereka seketika berkenalan dengan ajaran agama lain, salah satunya Islam.
Ghazan Khan (1295-1304) adalah seorang raja kekaisaran Mongol yang beralih memeluk Islam. Sebelumnya, ia, yang telah mengenal beberapa ajaran agama selain Syamaniyah, merupakan penganut Buddha. Setelah menjadi Muslim, Ghazan Kan menjadikan Islam sebagai agama resmi kerajaannya.
Selain Ghazan Khan, tokoh Mongol lainnya, yakni Timur Lenk, juga seorang Muslim. Kendati berwatak kejam, Lenk dikenal pula sebagai seorang yang memberi perhatian terhadap perkembangan Islam.
Dianutnya Islam oleh raja-raja Mongol tersebut memberi dampak signifikan. Yakni, diserapnya Islam oleh segenap bangsa mereka dan penyebaran Islam bersamaan dengan penaklukan Mongol atas negeri negeri lainnya. (rol)