Mundurnya Kekuasaan Islam atas Spanyol

Faktor lain yang menyebabkan Islam mundur dari wilayah Spanyol adalah kebijakan penguasa yang tidak menjalankan islamisasi secara menyeluruh. Penduduk Spanyol ketika itu dibebaskan memeluk agamnya, dan dibiarkan mempertahankan tradisi mereka.

Para penguasa Islam hanya mewajibkan warga untuk membayar pajak, tanpa sedikitpun memberikan tekanan. Kebijakan pemerintah itu ternyata menjadi bumerang.

Rakyat Spanyol mulai melakukan pemberontakan. Akhirnya muncul perselisihan antara pemerintah Islam dengan orang-orang Kristen di sana, sehingga kekuasaan Islam dapat dijatuhkan.

Faktor yang tidak kalah penting adalah terjadinya perpecahan di antara umat Islam. Hal tersebut terlihat dari munculnya dinasti-dinasti kecil, yang membuat kekuatan Islam terpecah dan menjadi lemah.

Masing-masing dinasti menginginkan kekuasaan lebih, sehingga tidak sedikit dari mereka yang meminta bantuan orang-orang Kristen. Satu persatu wilayah kekuasaan Islam jatuh ketangan penguasa-penguasa Kristen, bahkan kota

penting seperti Cordoba dan Sevilla berhasil ditaklukkan pada 1236 M dan 1248 M.

Hingga pertengahan abad ke-13, satu-satunya kota yang masih dapat dikuasai umat Islam adalah Granada di bawah pemerintahan Dinasti Ahmar. Granada masih dikuasai penguasa Islam, tetapi mereka harus membayar pajak kepada penguasa Kristen.

Kekuatan Islam semakin tertekan dengan kebijakan-kebijakan yang diberikan penguasa Kristen terhadap mereka, ditambah munculnya konflik internal di antara Dinasti Ahmar yang berakibat pada munculnya perang saudara.

Akhirnya pada 1492, satu-satunya wilayah Islam di Spanyol berhasil jatuh ke tangan pasukan Kristen. Orang-orang Islam di Spanyol pun dilarang menggunakan atribut apapun yang berhubungan dengan kebudayaan Arab dan Islam di seluruh wilayah Spanyol.[kl/kumparan]

Sumber: Supriyadi, Dedi. 2016. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia.