Saat Pasukan Romawi Kocar-kacir Lawan Mujahidin

Daerah yang pasukan Khalid lalui begitu gersang. Saat kehabisan air, mereka menyembelih unta kemudian memberi minum kuda-kuda dengan air yang tersimpan dalam punuk hewan ini. Akhirnya, mereka tiba di Syam setelah menempuh perjalanan selama lima hari.

Sebelumnya, salah seorang Arab Badui menegaskan kepada mereka tatkala hendak berangkat melalui jalan pintas penuh bahaya tadi: “Jika Anda sampai di pohon ini pada hari ini, maka berarti kalian selamat. Tetapi jika Anda belum sampai di sana pada waktu itu, maka kalian akan celaka”. Mereka pun sampai di tempat yang dimaksud pagi harinya.

Khalid menuturkan: “Ketika pagi hari tiba, kaum yang berjalan semalaman pun bersyukur”. Seiring dengan berlalunya zaman, ungkapan ini menjadi peribahasa.

Seorang Nasrani-Arab keluar untuk memata-matai para sahabat tersebut. Lalu dia melaporkan pengamatannya: “Aku melihat sekelompok orang yang gemar beribadah di malam hari, dan mereka juga merupakan para penunggang kuda yang andal di siang hari. Demi Allah, seandainya putra raja mereka mencuri, niscaya mereka akan memotong tangannya, atau seandainya dia berzina, niscaya mereka akan merajamnya”.

Mendengar hal itu, panglima Romawi berkomentar: “Jika apa yang kamu katakan itu benar, maka lebih baik kita mati berkalang tanah daripada bertekuk lutut di hadapan mereka”.

Ketika Khalid sampai di Syam, seorang Nasrani-Arab menemuinya seraya berkata: “Alangkah banyaknya orang Romawi dan alangkah sedikitnya jumlah kaum Muslimin”.

Khalid berkata: “Celakalah kamu, apa kamu berusaha menakut-nakutiku dengan tentara Romawi? Sungguh, pasukan yang menang yang dianggap banyak, dan pasukan yang kalah yang dianggap sedikit, bukan dilihat dari kuantitasnya sebelum kemenangan atau kekalahan itu terjadi. Demi Allah, aku harap kudaku, al-Asyqar, sembuh dari sakitnya dan pasukan Romawi berkurang”.

Panglima Romawi, Haman, meminta dipertemukan dengan Khalid bin al-Walid Radhiyallahu Anhu. Khalid pun keluar untuk menemuinya.

Haman lantas menyatakan: “Kami tahu betul yang membuat kalian keluar dari kampung halaman adalah kesulitan hidup dan kelaparan. Maka temuilah aku, niscaya akan kuberi setiap orang dari kalian sepuluh dinar, beberapa pakaian, dan bahan makanan. Setelah itu, kalian bisa pulang ke negeri-negeri kalian. Tidak hanya itu, tahun depan kami akan mengirimkan kepada kalian yang semisalnya”.