Sejarah Rahasia Iluminati: WTC 911 Conspiracies (2)

InsideJob6-10 September 2001

Peningkatan luar biasa besarnya volume ‘Putoption’ Maskapai Penerbangan United Airlines, American Airlines serta perusahaan-perusahaan yang terkena aksi teror seperti Merrill Lynch, Morgan Stanley, AXA dan Muenchener Ruek, mengisyaratkan satu perdagangan intern yang berbau kriminal di pasaran bursa.

10 September 2001

Ada kesibukkan yang tidak biasa di kantor lembaga manajemen situasi darurat, Federal Emergency Management Agency (FEMA). Dalam wawancaranya dengan reporter CBS Dan Rather, kepala bagian “Urban Search and Rescue Team“-nya FEMA menyatakan satu hal yang aneh: “Dapatlah dipastikan, tim kami merupakan salah satu tim yang pertama yang digerakkan, untuk membantu kota New York dalam bencana ini. Kami akan tiba pada hari Senin malam, dan pada hari Selasa pagi kami sudah beraksi.” Ini terjadi satu hari sebelum pesawat pertama menabrak Gedung WTC. FEMA telah mengetahui hal itu dan sudah menyiapkan langkah-langkah penyelamatan korban.

11 September 2001

Jenderal Ahmad, Bos Dinas Rahasia Pakistan ISI (yang lantaran transfer dana kepada Mohammad Atta harus mengundurkan diri secara “mengejutkan” satu bulan kemudian), tiba di Washington untuk melakukan pembicaraan mengenai Taliban.

11 September 2001

Pegawai perusahaan Odigo Inc. di Israel, salah satu perusahaan terbesar di bidang “Instant Messaging” dan mempunyai kantor di New York, memperoleh peringatan bersifat urgen, dua jam sebelum pesawat pertama menghunjam salah satu menara WTC, tentang akan adanya serangan terhadap WTC. Tetapi, kepolisian dan birokrasi negara yang menangani bidang serupa lainnya menutup mulut tentang pelacakan mereka dalam hal ini. Bagian Penelitian dan Perkembangan perusahaan Odigo Inc. berkedudukan di kota Herzliyya (Israel), satu kota pinggiran Tel Aviv. Di sana juga terletak lokasi “Center for Counterterrorism“, yang secara dini telah memberitakan tentang perdagangan saham insider di seputar tanggal 11 September.

11 September 2001

Dalam kurun waktu 45 menit, empat pesawat dibajak dan terbang ke luar dari rute penerbangannya -pesawat pertama jam 8.15, dan terakhir jam 9.05. Akan tetapi, baru pada pukul 9.30, pesawat tempur pertama mengudara. Artinya, Komando Tertinggi Nasional, menanti 75 menit, sebelum perintah operasi prefentif diturunkan – satu “kelalaian” yang sukar diketemukan dan menyalahi prosedur baku yang sudah ada.

14 September 2001

Kepala Penjara di Toronto membuka surat yang disampaikan oleh Mike Vreeland kepada tata usaha penjara dan berkesimpulan, di dalam surat itu disinggung soal “WTC” dan “Pentagon”. Angkatan Laut AS kemudian menjelaskan, bahwa gara-gara prestasinya yang buruk, Vreeland dipecat dari Navy tahun 1986 dan tidak pernah aktif dalam Dinas Rahasia.

15 September 2001

New York Times memberitakan, bahwa Direktur Alex Brown Bank, Mayo Shattuck III, mengundurkan diri dari jabatannya. Padahal, ia baru saja memperpanjang kontrak kerja tiga tahunnya (dengan penghasilan 30 juta Dolar per tahunnya). Segudang ‘putoption’-nya United Airlines dibeli lewat Alex Brown, satu perusahaan milik Bank Jerman, di Deutsche Bank. Direktur Alex Brown sebelum Shattuck III adalah “Buzzy” Krongard, yang pada tahun 1998 pindah ke CIA, dan di sana, sampai sekarang, ia menduduki pos tertinggi ketiga.

29 September 2001

Harian San Fransisco Chronicle memberitakan, bahwa laba 2,5 milyar dolar perolehan ‘putoption’-nya American Lines dan United Airlines tidak ditarik dari kas bank-bank. Dengan ditutupnya perdagangan saham selama empat hari, para pemilik laba itu agaknya ngeri mendekati “laba panas” itu.

10 Oktober 2001

Harian Pakistan The Frontier memberitakan, bahwa Menteri Perminyakan Pakistan menerima telepon Dubes AS, Wendy Chamberlain. Akta tentang jaringan pipa Unocal lewat Afghanistan yang telah dipeti-eskan, dicairkan kembali menjadi agenda “sehubungan dengan perkembangan geopolitik aktual” (Dalam bulan Februari 2002 diadakan perundingan tentang itu, awal Mei BBC memberitakan bahwa proyek 2 milyar dolar yang sudah final dan selesai ditandatangani merupakan “investasi asing terbesar di Afghanistan”).

Oktober 2001

Bursa saham Dow Jones, sebelum aksi teror terus menerus melorot turun, telah kembali bugar dan mengejar ketinggalan-ketinggalannya. Lewat jurus peningkatan anggaran belanja besar-besaran untuk program persenjataan, bantuan keuangan buat industri penerbangan, dan rencana penurunan pajak bagi perusahaan-perusahaan, maka ambruknya pasar bursa untuk sementara dapat dihindari. Sebagai peraup rejeki yang paling beruntung adalah perusahaan-perusahaan persenjataan dan pemasok kebutuhan militer AS. Roda industri persenjataan, sebagai salah satu primadona penghasil devisa negara, mulai berjalan dengan kencang lagi.