Ade Armando Digebuki Massa, Lagi-lagi, Anies yang Disalahkan!


Oleh: Tony Rosyid

Pengeroyokan terhadap Ade Armando viral. Lebih viral dari demo mahasiswa itu sendiri. Jadi trending tipic. Di WAG maupun twitter, isinya komentar dan foto-foto Ade Armando. Ada yang prihatin, tapi tak sedikit yang gembira. Unik!

Macam-macam pendapat dan tafsir bermunculan. Ada yang bilang itu natural, terjadi begitu saja dan spontan. Ada yang berpikir itu bagian dari sekenario untuk pengalihan isu. Berkembang berbagai pendapat yang beragam. Semua analisis berbasis logika, tidak data. Jadi, tidak bisa diveriifikasi tingkat validitasnya. Semunya berdasar persepsi. Repot!

Lucunya, dan ini yang super lucu: nama Anies Baswedan dibawa-bawa, disangkut-sangkutkan. Katanya, Ade Armando digebukin relawan Anies. Geli dengernya!

Ini sama saja banjir di Semarang dan Tegal, yang disalahin Anies. Semarang dan Tegal itu wilayah Jawa Tengah, bukan Jakarta, kenapa Anies yang disalahin? Entar emak anda sakit perut, anda bilang disantet Anies. Kan ngawur!  Joko Sembung Angon Kebo, gak nyambung bro… Dalam ilmu logika, kesalahan ini disebut dengan istilah “Causal Fallacy”. Dua hal yang gak ada hubungannya, tapi disangkut pautkan. Maksa banget!

Saat Ade Armando masih sehat, Anies justru jadi sasaran tembaknya. Dibully, dikata-katain, bahkan dijadikan bahan olok-olokan dengan gambar Joker. Anies diam, tidak membalas dan tidak menunjukkan marah sedikitpun. Setiap kekerasan verbal Ade Armando tidak pernah direspon Anies. Anies punya prinsip “Silahkan anda marah, salahin saya, bahkan bully saya, yang penting anda bantu ikut berbuat dan berkontribusi untuk Jakarta.” diksi Anies menyiratkan pesan yang Lugas “bahwa kepentingan bangsa harus lebih diutamakan dari pada kepentingan pribadi.” Begitulah seharusnya pemimpin berpikir dan bersikap.