Antum yang Merdeka, Jangan Beramal dengan Amalan Orang yang Terpenjara

 


Oleh : Ahmad Khozinudin*

Sastrawan Politik

https://heylink.me/AK_Channel/

Bisa bersuara, tapi terhalang karena di penjara. Bisa menulis, tapi terhalang karena di penjara. Bisa kontak silaturahmi membersamai umat, tapi terhalang karena di penjara. Bisa aksi demo, membongkar makar penguasa, melakukan agitasi dakwah untuk menegakkan syariat Islam, tapi terhalang karena di penjara.

Akhirnya, orang yang terpenjara hanya mampu berdzikir dan berdoa. Akhirnya, belenggu penjara membuatnya tidak mampu bersuara, tidak bisa menulis, tidak bisa kontak silaturahmi membersamai umat, tidak bisa aksi demo, tidak bisa membongkar makar penguasa, dan tidak bisa melakukan serangkaian agitasi dakwah untuk menegakkan syariat Islam.

Namun, apa alasannya orang yang merdeka, tapi tidak mampu bersuara, tidak bisa menulis, tidak bisa kontak silaturahmi membersamai umat, tidak bisa aksi demo, tidak bisa membongkar makar penguasa, dan tidak bisa melakukan serangkaian agitasi dakwah untuk menegakkan syariat Islam ? Bukankah, ini sama saja ORANG YANG MERDEKA MELAKUKAN AMALAN ORANG YANG TERPENJARA ?

Merdeka, tapi aktivitasnya hanya dzikir dan doa. Merdeka, tapi tak berani bersuara. Merdeka, tapi tak pernah menulis padahal bisa menulis dan punya banyak waktu untuk menulis. Merdeka, tapi tak melakukan aktivitas membongkar makar penguasa, hanya mengurung diri dirumah, tidak mau kontak dakwah, terlena dengan aktivitas maisyah dan kehidupan keluarga.

Lebih memilih asyik bercengkrama dengan keluarga, ketimbang membersamai umat dalam aktivitas dakwah. Lebih sibuk memikirkan laba niaga dan pendapatan dari aktivitas kerja, daripada menghitung peluang dan menghadirkan potensi dakwah Islam mendapatkan dukungan dan kemenangan.

Lalu, sibuk mengarang takdir. Kalau bersuara pasti dipenjara. Kalau menulis pasti dipenjara. Kalau berani mengkritik penguasa pasti dipenjara. Kalau berdakwah pasti dipecat atasan. Dan seterusnya… lalu mencukupkan diri dengan dzikir dan doa.

Inilah, keadaan orang merdeka tapi mengerjakan amalan orang yang terpenjara. Mereka bukan hanya zalim pada diri sendiri, tetapi juga zalim kepada para ulama dan aktivis yang dipenjara karena dakwah.

Mereka yang dipenjara, sangat berharap pada kita yang merdeka untuk bersuara. Mereka yang dipenjara akan kecewa, pada orang yang merdeka tapi hanya melakukan amalan orang yang terpenjara.