BAPAK ANAK : PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN PALSU

by M Rizal Fadillah

Soal tudingan ijazah palsu Jokowi bukan mereda tetapi makin hangat bahkan panas. Langkah hukum dengan melaporkan 4 orang Roy Suryo, Rismon Sianipar, Rizal Fadillah dan Tifauzia ke Polres Metro Jakarta Pusat berlanjut dengan berbagai laporan lainnya di berbagai Polda dan Polres. Terakhir Jokowi sendiri yang melapor ke Polda Metro Jaya atas pencemaran nama baik oleh 5 orang berinisial RS,RS, T, K dan ES.

Jokowi sejak “Serangan 15-16” keteteran dan belepotan. Seperti cacing kepanasan ia mencoba melakukan serangan balik. Sesungguhnya hal itu justru membuat dirinya bergerak masuk ke ruang perangkap. Koridor hukum melalui kriminalisasi bukan jalan bagus untuk memulihkan nama baik karena nama Jokowi memang buruk.  Figur korup dan pembohong ini sudah berulang dihujat di berbagai media dan lembaga. Bahkan berskala internasional.

Isu ijazah palsu bertahun-tahun tidak terklarifikasi. Jokowi sepertimya menyembunyikan di gorong-gorong kegelapan. Penggelapan ijazah dan juga skripsi mengancam sanksi hukum dan politik atas jabatan publik yang pernah diembannya. Masa depan kelam karena masa belakang suram. Jokowi itu Presiden palsu dengan  kemenangan dan kebijakan-kebijakan yang palsu. Sangat merusak rakyat, bangsa, dan negara.

Kini si anak pun sama saja, sekolah dan ijazahnya pun menjadi persoalan. Indikasi palsu kuat dan akan rerus menguat. Tidak ada tanda bahwa Gibran itu adalah kaum terdidik apalagi cendekiawan. Kekanak-kanakan, jorok dan gemar melakukan pelecehan sebagaimana konten akun fufufafa miliknya. Anak haram konstitusi ini menduduki jabatan Wapres dengan cara melanggar hukum. Layak disematkan predikat Wakil Presiden palsu.

Para purnawirawan yang terdiri dari 103 Jenderal, 73 Laksamana, 65 Marsekal, dan 95 Kolonel telah mendesak agar Wakil Presiden palsu itu segera diganti. MPR mesti bertindak. Sementara para pemburu ijazah juga akan mengarahkan pada Gibran Rakabuming Raka mengenai kebenaran status ijazah-ijazahnya. Keraguan sekolah Singapura dan Australia Gibran semakin kuat. Ayah dan anak sama saja.

Saatnya Jokowi dan keluarga panik setelah waktu-waktu lalu bereforia menikmati bintang-bintang penghargaan Mahaputera atau Karyabhakti. Iriana, Gibran, Bobby maupun Anwar Usman memperolehnya langsung dari tangan “The Godfather” Joko Widodo. Kini ijazah-ijazah palsu Jokowi dan  Gibran menjadi gonjang-ganjing politik yang dapat menggoyahkan kenyamanan sewaktu berkuasa maupun pasca lengsernya. Sanksi hukum mengancam di depan.

Bapak dan anak bermain-main di aras kepalsuan. Menipu dan membohongi rakyat. Dikira semua bisa abadi, padahal sejarah cukup banyak memberi pelajaran. Pemimpin pembohong cepat atau lambat akan celaka. Sudah menjadi common sense bahwa awal dari perbaikan negeri adalah “Tangkap dan Adili Jokowi”. Sedangkan untuk sang anak “Makzulkan Gibran”.

Serangan rakyat pada kedua tokoh jadi-jadian ini sangat menarik khususnya dalam rangka membasmi budaya palsu.
“Tangkap dan Adili Jokowi”
“Makzulkan dan Tangkap Gibran”.

*) Pemerhati Pollitik dan Kebangsaan

Bandung, 1 Mei 2025

Beri Komentar