BISNIS NFT = BISNIS MONYET?

Oleh: Jonru Ginting

Sebelumnya, agar tidak salah paham, saya perlu menyampaikan bahwa saya tidak menyalahkan NFT sebagai “benda” atau “teknologi”. Dari yang saya pelajari, NFT merupakan sebuah teknologi canggih yang sangat bermanfaat, luar biasa, dan perlu kita apresiasi.

Yang saya permasalahkan adalah bisnis jual beli NFT-nya.

Maksudnya gimana? Begini:

Agar lebih mudah dipahami, saya akan memulai tulisan ini dengan sebuah CERITA ILUSTRASI tentang bisnis monyet, alias MONKEY BUSINESS.

Jadi di sebuah desa terpencil, hiduplah ribuan ekor monyet di hutan liar. Penduduk desa tidak pernah tertarik pada monyet, karena bagi mereka monyet adalah hewan yang tidak ada gunanya. Jadi mereka membiarkan monyet-monyet tersebut berkeliaran di tengah hutan.

Suatu hari datanglah seorang pedagang kaya ke desa tersebut. Dia menjumpai penduduk dan berkata, “Kenapa kalian membiarkan monyet-monyet itu berkeliaran bebas di hutan liar? Apa kalian tidak tahu, monyet bisa laku 50rb per ekor jika dijual ke kota?”

Penduduk desa tentu saja kaget mendengar info itu. Monyet ada harganya? Wah… baru tahu nih!

Maka penduduk pun segera memburu monyet ke dalam hutan. Mereka menangkapinya, lalu dijual ke pedagang kaya, mendapat bayaran 50rb per ekor.

Sepekan kemudian, si pedagang kaya datang lagi dan berkata, “Harga monyet sekarang naik jadi 100rb perekor.”

Para penduduk pun makin semangat untuk menangkapi monyet dan menjualnya ke pedagang kaya.

Pekan demi pekan pun berlalu. Harga monyet semakin naik. Dari 100rb menjadi 500rb, naik lagi jadi 1 juta, lalu 2 juta, 3 juta…. hingga akhirnya Rp 4 juta perekor.