KH Luthfi Bashori: Tokoh Nyeleneh dan Menentang Syariat Itu, Bukan Panutan yang Pantas Diikuti

Padahal dirinya tidak mengerti `Alif Bengkok` (sebuah istilah yang sering digunakan oleh kalangan pondok pesantren sebagai simbul pintar mengaji).

Sesungguhnya, predikat keulamaan tersebut, pada hakikatnya bukanlah hasil `rekayasa` sebuah lembaga resmi pemerintahan maupun lembaga pendidikan. Bahkan pondok pesantren sekalipun, tidak bisa secara serta merta menjamin seluruh alumninya menjadi ulama panutan umat.

Karena pemberian predikat ini menjadi hak `prerogatif` Allah, selaku penentu tunggal bagi nasib dan kodrat hamba ciptaan-Nya.

Yang mana pemberian gelar itu dilewatkan `kesepakatan` masyarakat yang tidak dapat diganggu gugat.

Sering terjadi fenomena di antara para ulama, ternyata mereka tidak tahu dengan pasti, mulai kapan dirinya dipanggil dengan sebutan Kiai, atau Gus, atau Ustadz, dll, oleh masyarakat.

Namun ada pula di kalangan ulama yang lebih senang dipanggil dengan sebutan yang umum dipergunakan oleh sesepuh masyarakat seperti panggilan Mbah, Pak, Mas, Kang, Bang, dll. Padahal eksistensi mereka sebagai ulama tidak perlu diragukan.