By Naniek Sunaryati Deyang
Konglomerat pemilik minyak goreng ini bukan menguasai lahan sawit ratusan ribu hektar tapi jutaan hektar. Bahkan ada satu konglomerat pemilik pabrik minyak goreng ternama menguasai tanah negara seluas 7 juta hektar. Baik utk kebun sawit maupun utk hutan tanaman industri.
Inilah negara yg dikuasai oligarki, politik dipegang atau mereka ( para konglomerat ) yg menentukan siapa yg jadi pemimpin di negeri ini demi kepentingan usaha mereka.
Tak hanya itu, anak -anak pejabat diajak berbisnis oleh para konglo , agar kuku mereka kuat mencengkram bumi pertiwi dan menghisap kekayaannya habis-habisan. Bahkan meski melakukan kesalahan pun tidak dihukum. Misalnya terbukti melakukan pembakaran hutan tdk dihukum karena pinternya para konglo tdk hanya memberi upeti politik tapi juga mengajak bisnis anak -anak pejabat.
Kembali bicara soal minyak goreng memang sebuah ironi tersendiri. Bagaimana tidak ? Indonesia yg memiliki kebun kelapa sawit terbesar di dunia , rakyatnya jejeritan harus membeli minyak goreng yg mahal! Kok bisa? Bisa dong, karena konglomerat lebih suka menjual CPO-nya ke luar negeri, karena harga CPO dunia lagi tinggi -tingginya atau kalau dia produksi minyak goreng, maka hitungan bahan bakunya ( CPO) akan dihitung dengan standart harga internasional.
Inilah potret negara kaya raya yg dikuasai para konglomerat! Negara tidak berdaya saat konglomerat membentuk harga2 utk rakyat. Apa yg terjadi? Pemerintah justru harus mensubsidi rakyat sebesar 3,6 Triliun dan duit subsidi itu diberikan ke konglomerat minyak goreng utk bisa membeli 1,2 miliar liter dng harga 14.000/liter utk operasi pasar! Sedih nggak kita? Negara harus nyerah pada konglomerat.
Padahal teorinya utk bisa menjual minyak goreng murah pada rakyat itu gampang . Tidak dengan subsidi. Panggil semua konglomerat ke istana, beri mereka kuota ekspor CPO ( ekspor dibatasi), dan sebagian CPO harus produksi minyak murah utk rakyat. Apa susahnya? Wong tanahnya yg ditanami sawit utk menghasilkan CPO milik negara kok! Lha kok malah kita keluar duit trilyunan utk beli minyak ke konglomerat?.