Memotong Masa Depan Rezim Israel?

Masa depan negeri Zionis ini terseok-seok. Kemurunggan terus menggelayut diatas langit Israel. Pengangguran terus bertambah panjang. Semua jaminan sosial bagi kalangan miskin dihapus. Orang-orang Yahudi, yang mengantri di lembaga-lembaga karitas, hanya dapat bersedih. Krisis ekonomi global dan biaya perang membuat negeri Zionis itu, kini seperti sudah terpotong masa depannya.

Menteri Keuangan Israel, yang baru, Yuval Steinitz, memaparkan statistik di depan anggota Knesset (parlemen) Israel, dan sepertinya semua menjadi terhenyak. Melihat betapa buruknya kondisi ekonomi Israel. “Bagaimanapun tidak dapat dimengerti, sampai sekarang krisis ekonomi begitu buruk, dan kami menghadapi kondisi yang sangat kritis”, ujar Yuval.

Kemakmuran Israel bertumpu dari ekport, dan itu berlangsung selama seperempat abad, meskipun secara prinsip ini tidak pernah mencukupi kebutuhan ekonomi Israel. Tapi, sekarang yang menjadi mesin ekonomi bangsa Israel ini telah ambruk, dan ini merupakan saat yang sangat berat. Memang, krisis global ini membuat semua negara mengalami kesengsaraan, ekonomi mereka tidak tumbuh. Seluruh penduduk jagad mengalami kesulitan uang,dan mereka mengalami kesulitan membeli, artinya mereka tidak memiliki kemampuan membeli. Dan, Israel yang ekonomi tergantung dari eksport dan bantuan AS, sekarang betul-betul sekarat. Ekports industry ke luar anjlok sampai mencapai 33 persen, dibandingkan dengan tahun 2008, yang lalu. Inilah yang dilaporkan oleh Menkeu Israel Yuval Steinitz kepada Knesset, yang muram.

Demikian pula, Israel yang dikenal sebagai pedagang dan pembuat berlian, kini memasuki hari-hari yang paling muram. Karena, orang-orang tidak lagi memerlukan barang-barang yang bergemerlapan, dan semuanya sedang menghadapi kecemasan. Penjualan berlian menurun sampai 58 persen,dibanding dengan bulan sebelumnya. Beta Diamonds yang menjual berlian terbesar, di bursa berlian Ramat Gan menunjukkan penurunan yang tajam. Semuanya perusahaan yang mempunyai dengan perusahaan berlian di Israel, mengalami kerugian, karena sepinya pembeli. Termasuk bursa berlian yang ada di Abu Dabi, ikut melorot. Orang-orang Arab dan pembeli dari Timur Tengah lainnya, tidak ada yang tertarik dengan berlian Yahudi, sejak Israel melakukan invasi militer ke Gaza.

Kisah bangkrutnya indusrti Israel, seperti alat-alat kesehatan sekarang menumpuk di gudang, tidak ada yang membeli. Semua menjadi nestapa dan bangkrut. Eksport alat-alat medis dari 140 juta dolar melorot menjadi 125 juta dolar. Ini tak pernah dibayangkans sebelumnya oleh para CEO di Israel. Dan kebangkrutan itu dimulai dari perusahaan jasa keuangan seperti Lehman Brothers, yang dimiliki tiga bersaudara Yahudi, yang umurnya sudah 150 tahun, dan menyatakan bangkrut, terus menjalar keseluruh penjuru dunia.

Krisis ini menjalar sampai terjadinya ‘crash’ di Wall Street, yang menjadi pusat keuangan global, ikut ambruk. Semuanya hancur. Pemerintah AS melallui Federal Reserve (Bank Sentral), menggelontorkan dana sebesar 890 milyar dolar, menyelamatkan perusahaan raksasa perbankan seperti AIG, tapi menjadi sia-sia. Sekarang diikuti perusahaan otomotif seperti Chrysler, General Motor dan Ford sudah mengumumkan kebangkrutannya ke publik. Kehancuran perusahaan keuangan di AS itu, menyebabkan industri berlian di Israel ikut jatuh.

Bagi orang-orang Yahudi, krisis ekonomi yang sangat hebat, menyebabkan harga berlian ikut anjlok. “Harga berlian ikut ambruk. Krisis ekonomi global membuat semuanya menjadi kacau”, ucap Matin Rupport, di New York. Martin, keturunan Yahudi dari Yerusalem, yang kini berusaha berdagang berlian di New York, ikut bangkrut. Dalam waktu singkat para pekerja berlian, yang berjumlah 6.000 harus menganggur. “Ini bisnis keluarga, dan semuanya saudara”, ucap Martin Rupport. Menurut Martin bisnis berlian ini berkaitan dengan ideogi, dan sangat klasik, dan tak mungkin akan diberhentikan, meskipun menghadapi krisis. Bisnis ini sudah berumur 400 atau 500 tahun yang lalu, dan bermula di Wina, tambah Martin.

Industri berlian yang dimulai oleh Yahudi yang tinggal di Belanda dan Belgia, dan kini banyak yang dipindahkan ke Israel. Tapi, krisis yang menghentak ini, membuat bisnis yang menjadi tulang punggung ekonomi Israel, sangat merisaukan masa depan mereka. Bahkan, mereka menjadi sangat pesimistis, menghadapi masa depan, dan apalagi AS di bawah Obama, mereka nilai kurang memberikan dukungan, bagi masa depan mereka. Ekonomi Yahudi di AS, yang bangkrut akibatnya merembet ke Israel.

Krisis ekonomi di Israel itu sangat memprihatinkan. Seperti dikeluhkan oleh Menteri Keuangan Israel, Yuval Steinitz, bahwa Israel benar-benar kondisi darurat, dan sedang menghadapi bahaya. Masa depan mereka menjadi terancam. (m/jp)