Mereduksi Islam, Menuju Kepunahan NKRI

Resolusi jihad dalam mengusir  penjajahan menjadi ruh ‘dus’ amunisi perjuangan mewujudkan Indonesia merdeka yang adil dan makmur. Gema takbir “Allahu Akbar” dan “merdeka atau mati, menjadi jiwa sekaligus  saksi sejarah yang tidak bisa dihilangkan dari sejarah NKRI.

Rapuhnya Konsensus Nasional

Pasca kesepakatan Piagam Jakarta yang menggagalkan penerapan syariat Islam dalam sistem kenegaraan. Sejatinya Negara Indonesia seperti mengalami anti klimaks. Kultur dan natur rakyat nusantara yang dominan berbasis Islam setidaknya dalam kuantitas dan sebaran populasi menurut wilayah. Mengalami proses reduksi dan eliminasi dalam konstruksi negara. Kompromi politik yang sengit  karena faktor akomodasi dari eksistensi suku, agama dan ras. Kebhinnekaan dan kemajemukan bangsa tak bisa dihindari mematahkan semangat “objectif gigeven” masyarakat religius.

Struktur sejarah, gerakan perlawanan kolonialisme-imperialisme dan kepeloporan menginisiasi kelahiran   negara kebangsaan Indonesia, yang muncul  dari rahim dan identitas Islam. Tergerus seiring narasi Panca Sila, UUD  1945 dan NKRI  memasung doktrin, faham, ajaran  dan ideologi lain du negeri ini. Mirisnya dalam sepanjang perjalanan,  Panca Sila dikhianati. UUD 1945 dikebiri. NKRI dimutilasi.  Termasuk syariat Islam atau khilafah. Belum lahir sudah diaborsi.

Dengan digdayanya sistem kapitalis dan komunis yang menjadi induk semang dan  mewajah baru kolonialime dan imperialisme dunia. Sepanjang kelahiran Indonesia hingga kekinian. Negara dan rakyat Indonesia terasa nyaman menjadi lahan subur bagi berkembang biaknya liberalisasi dan sekulerisasi (moderasi aliran rasional, naturalis dll) dalam segala lini kehidupan. Cara berpikir, berkata dan berrindak cenderung kontradiktif dari semangat dan nilai Islam.

Sistem politik yang memisah relasi agama  dengan negara. Bukan saja menempatkan Islam pada posisi marginal, meski sebagai rakyat mayoritas. Islam menjadi asing,  bagi umat penganutnya dan di negeri sendiri. Sistem Negara  berangsur-angsur secara halus merampok dan memperkosa  keyakinan agama rakyatnya. Negara seperti kacang lupa pada kulitnya.

Negara mengingkari bahwasanya Islam merupakan alasan kelahiran dan mewujudnya Indonesia. Selain menghadirkan penjajajahan klasik di era modern. Negara penuh sesak oleh praktek-praktek oligarki dan otokrasi. Korupsi, kolusi, nepotisme dan pelbagai watak penindasan terhadap rakyat. Maraknya kenyataan yang  tidak ideal, justru menjadi representasi wajah kekuasaan.

Kekuasaan dari trah kolonialisme dan imperialisme lama, namun mengalami ‘renasaince’ di era modern. Sekumpulan yang segelintir dari birokrasi, politisi dan korporasi  yang membajak negara. Perilaku kekuasaan yang dulu ditentang karena ingin memperjuangkan negeri yang merdeka, adil dan makmur bernama Indonesia.